Bupati Rohil Resmi Buka Festival Ekraf Kemilau BaganBupati Rohil Resmi Buka Festival Ekraf Kemilau Bagan

BAGANSIAPIAPI, jurnalpolisi.id

Pembangunan bersejarah di Bagansiapiapi peninggalan dari Letnan Oei Hi Tam tokoh sejarah yang berperan penting dalam peradaban warga keturunan Tionghoa di Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir kondisinya makin memprihatinkan. Hal itu menjadi sorotan dari berbagai tokoh masyarakat. Salah satunya tokoh Tionghoa, Andy Tjandra Setiadji.

Menurut dewan pengawas Ikatan Media Online (IMO) Indonesia itu, setiap bagunan bersejarah atau Cagar budaya hendaknya diperhatikan oleh pemerintah agar kondisi bangunan tetap utuh.

“Bangunan ini dulunya adalah villa kediaman kapitan Oei Hi Tam. Beliau sudah membangun Bagansiapiapi, menjadi pahlawan nasional. Nah kalau kita lihat bentuk bangunan bersejarah ini sangat memprihatinkan, Ini cagar budaya, ini sejarah republik Indonesia.Tolonglah menteri kebudayaan segera memperbaiki mana yang rusak. ini bangunan bersejarah,” kata Andy Tjandra Setiadji di Bagansiapiapi saat mengunjungi Bangunan Kapiten Oei Hi Tam,Sabtu (1/6/2023).

Andy menceritakan lebih dekat sosok Letnan Oei Hi Tam. Letnan Oie Hi Tam lahir di Bengkalis pada tahun 1876, terlahir dengan nama Oei Koen Poey yang merupakan anak dari Mayor Bengkalis bernama Oei Leong Tan pada tahun 1871.

Oei Leong Tan saat itu datang ke Bagansiapiapi atas undangan Sultan Siak Sultan Syarif untuk membangun sebuah kota untuk menyaingi Deli yang semakin maju.

Oei Leong Tan kemudian membangun sejumlah ruko dan menjadikan Bagansiapiapi sebagai pusat ekonomi dari Kesultanan Siak.

Hal itu juga membuat perantau dari daratan Fujian dan penduduk daerah sekitar datang ke Bagansiapiapi untuk berdagang hingga akhirnya menjadi pelabuhan yang dikenal dunia.

Oei Hi Tam menamatkan sekolahnya di Singapura, pada era itu bisnis garam ayahnya dipegang oleh sepupunya bernama Oei Boen Tian (We Bon Teng).

Setelah Oei Boen Tian menjadi kapitan di Selatpanjang, Oei Hi Tam menggantikan posisi sepupunya dan menjalankan usaha garam milik keluarganya.

Di bawah kendalinya perikanan semakin maju dan berkembang.

Tahun 1905 Oei Hi Tam meninggalkan Bagansiapiapi untuk pulang ke Bengkalis karena ayahnya sudah berumur dan tidak sanggup memegang jabatan mayor di Bengkalis.

Berselang tiga tahun tepatnya 1908 Oei Hi Tam kembali ke Bagansiapiapi dan memberikan mandat kepada adiknya bernama Oei Chim Yan untuk meneruskan jabatan Mayor Tionghoa di Bengkalis.

Di sinilah Oey Koen Poey mengganti namanya menjadi Oei Hi Tam karena tekanan bisnis agar Belanda mengira dia bukanlah Oey Kon Poy anak Oey Leong Tan.

Oei Hi Tam kembali mendominasi bisnis garam di Bagansiapiapi, karena tiga tahun meninggalkan Bagansiapiapi bisnis garam dikuasi oleh Tionghoa asal Medan.

Tiga tahun berselang tepatnya tahun 1911 Oei Hi Tam diangkat menjadi Kapitan Titular Bagansiapiapi .

Disebut demikian karena dia bukan dari pegawai negeri. Jabatan tersebut diberikan karena dia dianggap mampu memimpin kota ini yang menggantikan Ang Kun Ju

Semenjak Oei Hi Tam memimpin perubahan besar di Bagansiapiapi , dia mendirikan sekolah bernama Kim Tjun yang awalnya terletak di Sungai Garam dan akhirnya pindah ke Wahidin hingga sekarang.

Oei Hi Tam bersama dokter Pratomo juga mendirikan rumah sakit diBagansiapiapi setelah wafatnya Letnan Oei Hi Tam pada 17Maret 1922 dari Nyonya Oei Hi Tam tsb menyerahkan Bangunan dan Tanah rumah sakit kepada mas Raden Pratamo dan saat ini sudah dihibahkan kepada Pemda oleh Cucunya Pratomo yang saat ini adalah RSUD RM Pratomo , bersama BJ Haga mendirikan Bank Bagan Madjoe yang kini menjadi Bank BRI Cabang Ke-2 kode bank(002) setelah Puwokerto kode bank(001) , membangun Panti Sosial di Jalan Batu Hampar juga merehap Kelenteng Ing Hock King pada tahun 1920

Selain bisnis garam dia juga memiliki bisnis lainnya seperti Kapal Uap We Brothers yang melayani rute Bagansiapiapi-Bengkalis dan Singapura, serta karet.

Oleh sebab itulah Waterleading di jalan Siak dibangun di atas tanah miliknya.

Pada tahun 1920, istananya terbakar hebat dan Perusahaan Garam hingga mengalami kerugian 4 juta gulden. Yang dibakar Oleh Belanda karena Belanda ingin menguasai Bisnis Garam Oei Hi Tam Yang berkembang Pesat setelah itu garam tersebut telah dikelola oleh pemerintah Belanda saat itu

Oei Hi Tam alias(Wee Hee Hoon, Oei Koen Poey,) menghembuskan nafas terakhir pada Tahun 17 Maret 1922 di Racuni karena Persaingan Bisnis.

Tepatnya Saat ini sudah Wafat 101 Tahun Dan Keturunan Ke-5 KartonoHuang sempat menyelenggarakan Acara 1 Abad Wafat menggenang Leluhurnya yang Tak terulang kembali 100Tahun ini kesempatan saya selaku generasi ke-5 melestarikan nama baik Leluhur kami dan saya yakin ini adalah salah satunya nilai Historis yang harusnya menjadi kebanggaan Kota Bagansiapiapi Khususnya Kabupaten Rokan Hilir Peringatan 1Abad Menggenang Letnan Oei Hi Tam(Kapitan Pertama Bagansiapiapi)
di Bagansiapiapi Jalan Pahlawan Gg Putra pada tanggal 21,Maret 2022.

Kemudian dia pindah ke rumah yang sering disebut Tua Chu atau rumah besar yang hingga saat ini masih bisa kita lihat di Belakang Hotel Lion, Bagansiapiapi .

” Sejarahnya jelas, Maka saya mohon dengan hormat kepada bapak Presiden Jokowidodo perintahkan menteri Kebudayaan untuk memperbaiki bangunan bersejarah ini, jika tidak segera di perbaiki kita yakin dalam waktu 5 tahun kedepan bangunan ini tidak akan berdiri utuh seperti sekarang. Ini pesan saya kepada bapak Presiden, ” ujarnya.

Kabiro. Panca Sitepu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *