Anggaran Hasil Pokir Dewan Di Cilangari Diduga Kuat Jadi Ajang Bancakan Oknum, Begini Kata Ketua LPMD Bojongkoneng

BANDUNG BARAT, jurnalpolisi.id

Proyek Rabat Beton yang telah selesai dilaksanakan pada akhir tahun 2022 lalu di Kampung Cilangari, Desa Bojongkoneng, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menyisakan persoalan serius ditengah masyarakat RW 06.

Berdasarkan pantauan Tim Investigasi jurnalpolisi.id, proyek yang diketahui berasal dari Pokir salah satu anggota DPRD KBB dari Fraksi Partai Nasdem itu selalu menjadi buah bibir warga Kampung Cilangari khususnya di RT 02 dan 03, RW 06.

Proyek yang telah selesai dikerjakan, dari coran semen kualitasnya patut dipertanyakan. Diduga kuat sangat tidak sesuai spek, dan diindikasi anggaran Rabat Beton tersebut jadi ajang bancakan oknum yang tidak bertanggungjawab.

Dengan kondisi jalan saat ini, dikhawatirkan akan membahayakan warga yang melintas dijalan itu, khususnya kendaraan roda dua.

Menurut informasi yang diterima dari Narasumber yang identitasnya tidak ingin diketahui menyampaikan, bahwa tidak ada pemberitahuan kepada masyarakat terkait akan ada pelaksanaan rabat beton di RW 06, Kampung Cilangari, Bojongkoneng.

“Jadi atasnama masyarakat dan saya pribadi menginginkan pembangunan itu baik dan benar lah. Jadi dimusyawarahkan, ada pemberitahuan, kemudian pelaksanaan juga harus diawasi, siap dikoreksi, lantaran kan masyarakat sebagai penerima manfaat. Sampai saat ini, ya mohon maaf, pemerintah desa ini kurang,” ujarnya, Rabu (19/7/2023).

Diungkapkan oleh salah seorang warga yang ikut bekerja proyek rabat beton tersebut, dalam pemakaian semen tak sebanding dengan panjang jalan yang dikerjakan, akibatnya belum lama selesai pekerjaan, jalan tersebut digunakan sebentar sudah hancur.

“Dalam anggaran, semen itu tercatat kurang lebih 445 sak, terus yang diterapkan cuma 120 mau kuat bagaimana,” tandasnya.

Dipemberitaan sebelumnya yang tayang pada Senin (17/7/2023) Ketua LPMD Desa Bojongkoneng, Samsul Anwar menuturkan terkait spek jalan, untuk panjang yang dirabat beton ia lupa, untuk lebar 1,80 atau 1,20 meter, dan untuk ketebalan 7 cm.

Kemudian statment Samsul dibantah oleh warga yang ikut dalam pekerjaan rabat beton itu mengatakan, bahwa untuk panjang 350 meter, untuk lebar ada yang 80 cm, ada juga yang 100 cm. Ketebalan coran bagian samping ada yang 4 cm, ada yang 5cm, dan untuk ketebalan coran dibagian tengah ada yang tebalnya 2cm dan ada juga yang tebalnya 3 sampai dengan 5 cm.

Ditambahkan oleh warga, parahnya lagi, dalam rabat beton tersebut, Tim TPKD Desa Bojongkoneng memakai semen merk Garuda yang ukuran per sak-nya 40 Kg, bukan 50 Kg.

Selanjutnya, warga juga membantah statment Samsul berikutnya terkait pengerjaan proyek tersebut sudah sesuai dengan spek.

“Kita bicara fakta saja dilapangan, kalau memang sesuai spek tidak mungkin jalan sekarang kondisinya seperti itu, sangat membahayakan warga yang lewat kalau pakai motor. Coba dibandingkan dengan rabat beton PNPM yang usianya sudah tahunan, kan sama pekerjaannya rabat beton juga, tapi yang hancur jalannya kan rabat beton itu duluan, belum lama pekerjaan selesai juga sudah hancur kok, parah,” pungkasnya.

Lebih lanjut warga menyampaikan, pihak pelaksana atau tim TPKD Desa Bojongkoneng pernah berjanji akan melakukan perbaikan, namun hingga sampai saat ini belum ada perbaikan jalan tersebut.

Atasnama warga masyarakat, melalui media jurnalpolisi.id, kepada pihak Aparat Penegak Hukum (APH) serta pihak-pihak terkait lainnya, diminta untuk segera turun kelapangan guna memeriksa kondisi jalan tersebut.

Para pihak juga diharapkan memeriksa mereka-mereka untuk diberi tindakan tegas sesuai hukum yang berlaku, khususnya bagi mereka yang diduga terlibat dalam proyek jalan tersebut.

Terpisah, dikonfirmasi jurnalpolisi.id di Kantor Desa Bojongkoneng, Ketua LPMD Desa Bojongkoneng, Samsul Anwar mengatakan, bahwa pelaksanaan rabat beton di Cilangari RW 06 dikerjakan dibulan November tahun 2022 yang bersumber dari Pokir anggota DPRD KBB, H. Didin Rachmat, SKM., M.MKes.

“Setelah ada SPK, kita langsung mengerjakan, setelah musyawarah dulu dengan warga, karena itu berkegiatan dari Pokir. Dari aspirasi masyarakat juga,” ujarnya Kamis (20/7/2023).

Dikonfirmasi ulang oleh jurnalpolisi.id terkait spek rabat beton itu, Samsul menyampaikan hasil informasi dari pihak ketiga, bahwa untuk panjang 350 meter.

“Kalau lebar memang tidak semua 1 meter, ada yang 80 cm, karena dilihat dari kondisi jalan tersebut, ada yang tanahnya masih punya warga,” ucapnya.

Sambung Samsul memaparkan jumlah warga yang ikut bekerja dalam proyek rabat beton tersebut ada 8 orang, “Dari kita ada 4 orang”.

“Kalau untuk upah kita sesuai dengan ini kita, Rp90 ribu per hari, dan lama bekerja itu kita di 2 minggu. Terus ada kan biaya angkut barang yang harus diangkut dari jalan ke lokasi itu kita perdayakan dari karang taruna, kalau tidak salah Rp700 ribu per mobil,” paparnya.

Disinggung jurnalpolisi.id terkait statment warga, pelaksana atau tim TPKD Desa Bojongkoneng berjanji akan memperbaiki rabat beton yang telah selesai dikerjakan, namun sampai saat ini belum ada perbaikan jalan tersebut.

Samsul pun membeberkan, kalau untuk perbaikan, waktu itu ada sisa barang.

“Nah, sisa barangnya itu dikelolanya sama Pak RW, tapi saya tidak tahu itu dimasukannya kemana. Apakah kejalan tersebut atau kemana,” katanya.

Bahkan, lanjut Samsul menuturkan, pekerja saya pun menyebutkan ada sisa barang disana.

Disindir jurnalpolisi.id, terkait semen yang digunakan dalam pelaksanaan rabat beton di Cilangari RW 06 memakai semen merk Garuda ukuran 40 Kg. Samsul pun menanggapi, “Tidak tahu semen Garuda atau semen apa, yang penting SNI”.

“Kalau dari pekerja saya laporan ke kantor 300 sak (semen), tidak tahu kalau masalah dari lapangan itu kaya gimana. Kita tidak tahu, yang penting itu 300 sak kita bayar ke material,” tukasnya.

Masih dengan Samsul menjelaskan terkait proyek rabat beton yang bersumber dari APBD KBB hasil dari Pokir anggota DPRD KBB dari Fraksi Partai Nasdem.

“Kalau misalkan nanti saya klarifikasi juga, kalau ada pekerja saya mencoba untuk perbaiki, ya saya nanti berembug sama pihak kantor ataupun pihak Pemda juga. Sepertinya mau kaya gimana, tapi Insyaallah pasti ada solusi,” ujarnya.

Diakhir wawancara eksklusif, Samsul menegaskan bahwa pekerjaan rabat beton yang dilaksanakan di Cilangari RW 06, bulan November 2022, tidak ada ajang bancakan.

“Kalau disini tidak ada ajang bancakan, saya kira, kenapa, karena kan saya juga dikasih sama pemerintah dalam hal ini Pemda, dalam hal ini P2B juga. Kita hanya sesuai menjalankan dari apa yang di iniin sama SPK nya saja, tidak ada bancakan, atau misalkan saya kasihin ke siapa-siapa, tidak ada,” tutupnya.

KADIV INVESTIGASI
DRIVANA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *