PT. STA Tidak Memiliki IUP Dan HGU Dari Pemerintah, Masyarakat minta dikembalikan lahannya

Labuhanbatu Selatan – jurnalpolisi.id

Banyak perkebunan bermasalah hampir dimana mana, mendengar informasi dari masyarakat LSM TAWON bergegas turun langsung ke lokasi perkebunan PT. STA (Sumber Tani Agung) investigasi Selasa (27/6/23) beralamat di Dusun Tanjung Marulak, Desa Huta Godang, Kecamatan Sungai kanan, Kabupaten Labuhanbatu selatan Provinsi Sumatera utara.

Dilokasi perkebunan terlihat banyak kejanggalan, Ketua umum DPP – LSM TAWON M.Darma Sihombing di dampingi sekretaris Ramses sihombing dikonfirmasi wartawan menyampaikan,

” Menurut kami Perkebunan PT STA diduga tidak memiliki izin lokasi , izin prinsip, IUP (izin usaha perkebunan) dan atau HGU (hak guna usaha) perkebunan,” Ungkap M.Darma Sihombing

M.Darma Sihombing meLanjutkan komentarnya, “Perkebunan tersebut dikuasai/usahai lebih kurang 35 tahun lamanya dan luasnya lebih kurang 700 hektar,kita akan surati pemilik perusahaan perkebunan ini secara tertulis dari LSM TAWON. Sesuai undang undang nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik”, jelas M.Darma Sihombing.

Pantauan wartawan perkebunan PT. STA berjarak lebih kurang 2 km dari jalan lintas Huta Godang, di areal tidak terlihat plang izin atau merek HGU perkebunan dan tanaman kelapa sawit nampak subur produktif menghijau diatas lahan luas bergelombang.

Tempat terpisah salah satu masyarakat inisial Haji (MS) warga dusun tanjung marulak mengatakan,

“Disini sedang terjadi masalah antara masyarakat dusun tanjung marulak (MDTM) dengan pihak perkebunan PT STA, hampir sudah 2 tahun lamanya dan masalah itu sekarang sudah sampai kemana mana apalagi kepusat, aksi unjuk rasa pun sudah pernah dilakukan masyarakat (MDTM) seperti pemblokiran jalan”, Ungkap masyarakat tersebut.

” Tuntutan masyarakat disini meminta agar supaya tanah kami dikembalikan, masyarakat disini tidak pernah menjual tanah kepada pihak perusahaan, mulai dari orang tua kami tinggal di kampung ini sampai kami anak anak nya tinggal disini berpuluh puluh tahun lamanya,” ucap warga.

Di tengah jalan dalam lokasi perkebunan, salah seorang mengaku security inisial (tamba) yang bekerja di PT STA saat dikonfirmasi wartawan menjelaskan,

” Kalau luas perkebunan ini saya tidak tau, saya disini putra daerah pak, kalau hasil produksi perkebunan ini sekitar 50 ton/hari, maaf ya pak saya tinggal dulu karena waktu, saya puasa”, tutup nya kepada Tim Investigasi.

Wartawan JPN
Rahman Fitri Hasibuan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *