HT Zainuddin Kelana: “Indra Salahuddin Diminta Mundur dari Jabatan Ketua PDMABMI Langkat”

STABAT- jurnalpolisi.id

Keberadaan Pengurus Daerah (PD) Majelis Adat
Budaya Melayu Indonesia (MABMI) Langkat selama dipimpin dokter Indra Salahuddin,
berbuah tanya bagi mantan pengurus cabang MABMI Langkat.

Hal itu disampaikan H Tengku Zainuddin Kelana selaku mantan pengurus PD MABMI
Kecamatan Stabat yang saat ini menjabat salah satu penasihat PW MABMI DKI
Jakarta.

Sebelum mengulas lebih jauh, H Tengku Zainuddin Kelana menitipkan dua pantun.
“Sungguhlah wangi si bunga Cempaka, walau pun layu sedap baunya. Berpesanlah
Andung Latah dari Kampung Lama, mengapa Kampung Lama sekarang menjadi
Kampung Ampera.”

“Sungguhlah wangi si bunga Cempaka, walau pun layu sedap baunya. Terbersit hati
Kakanda ingin bertanya dengan dokter Indra, apa yang sudah diperbuatnya ke PD
MABMI hingga banyak orang bertanya-tanya?”

“Makanya saya heran mendengar kabar dari mantan pengurus tentang adanya berbagai
pertanyaan tentang MABMI Langkat selama dijabat dokter Indra Salahuddin. Padahal
sedari dulu keberadaan MABMI Langkat tetap berjalan sebagaimana yang kita
harapkan. Nah sekarang, kok muncul banyak pertanyaan dari para mantan pengurus?”
tanyanya heran di rumahnya di Jalan Hangtuah No 50, Kecamatan Stabat, Selasa
(20/6/2023).

Memang, aku H Tengku Zainuddin Kelana yang kini akrab disapa Ayah itu, selama
MABMI Langkat dijabat dokter Indra Salahuddin, banyak kritikan dari para mantan
pengurus lama. Ya, salah satunya soal tergerusnya ornamen Melayu yang ada di Bumi
Amir Hamzah ini.

“Jadi, intinya saya rasa, kalau dokter Indra Salahuddin tak sanggup atau tak mampu
lagi memegang tampuk PD MABMI Langkat, ya serahkan saja kepada yang lebih muda,
lebih energik, mampu berinovasi dan mengembangkan keberadaan PD MABMI di
Langkat ini. Saya rasa masih banyak yang potensial untuk menggantikannya,” tegas H
Tengku Zainuddin Kelana memberi isyarat kepada dokter Indra Salahuddin yang
diamini mantan pengurus MABMI di antarnya, Muhammad A Muin (mantan pengurus
MABMI Kec Stabat) dan Agus Salim (mantan pengurus MABMI Kec Hinai).

Dia juga membuka kembali memori saat Ketua Umum MAMBI, Dato’ Sri Syamsul
Arifin SE melantik pengurus PW MABMI DKI Jakarta beberapa waktu yang lalu.
Dikatakan Dato’ Sri Syamsul saat itu, bahwa ‘ketua bukan untuk dilayani tapi
melayani’. “Maknanya, selaku ketua harus mengayomi anggota bukan malah seperti
raja harus dilayani,” tandasnya.

H Tengku Zainuddin Kelana juga menyebut merasa sedih, kenapa pengurus daerah
tingkat II MABMI Langkat seakan ‘mati suri’. Dan hendaknya ini jadi bahan
pertimbangan bagi Ketua PD MABMI Langkat dokter Indra Salahuddin dan PB
MABMI.

“Sekali saya sarankan, ya dokter Indra Salahuddin legowo saja, jangan
mempertahankan kalau memang tak mampu mengurus MABMI Langkat,” pungkasnya.

Sementara itu Muhammad A Muin menyebutkan sejak periode pertama dan sampai
memasuki periode yang kedua dokter Indra Salahuddin memimpin MABMI Langkat,
belum ada pergerakan yang membanggakan bagi masyarakat Melayu di Tanah Bertuah
ini.

“Yang lebih miris lagi saat dokter Indra Salahuddin menjabat Sekda Langkat dan Ketua
PD MABMI Langkat, banyak ornamen ke-Melayu-an di sini ‘dikaburkan’ olehnya.
Seharusnya dokter Indra Salahuddin sadar dan mengerti bahwa Langkat ini adalah
Tanah Melayu dan harus dilestarikan. Bukan malah ‘mengaburkannya’ sehingga ciri
khas ke-Melayu-an itu hilang ditelan zaman,” ujarnya.

Dan Muhammad A Muin sangat setuju atas masukan Penasihat MABMI DKI Jakarta, H
Tengku Zainuddin Kelana, agar dokter Indra Salahuddin meletakkan jabatannya
sebagai Ketua PD MABMI Langkat sesegera mungkin.

“Sekarang kan dapat kita lihat sendiri bahwa kepemimpinan dokter Indra Salahuddin
boleh dikata gagal. Dan saran dedengkot MABMI Langkat itu kalau bisa dijadikan
masukan yang berharga. Supaya apa, agar MABMI Langkat ‘hidup’ dan bergairah
kembali dan dicintai masyarakat,” akhiri Muhammad A Muin.

Seperti diketahui, salah satu ketidaksinkronan yang tampak jelas yakni saat pelantikan
dokter Indra Salahuddin ketika terpilih jadi Ketua MABMI Langkat di periode kedua.
Nah, saat itu Ketua Umum MABMI Dato’ Sri Syamsul Arifin, SE tidak menghadiri
pengukuhan dan pengangkatan dokter Indra Salahuddin sebagai Ketua PD MABMI
Langkat.

Dari situ sejumlah mantan pengurus MABMI menyebut ada ‘sesuatu’ di antara dokter
Indra Salahuddin dan Pengurus Besar MABMI. Hanya saja, sekalangan yang
mengetahui hal tersebut seolah masih tutup mulut dalam pusaran dugaan
ketidakharmonisan antara dokter Indra Salahuddin dan PB MABMI. Apakah ‘mati
surinya’ PD MABMI Langkat ada kaitannya dengan dukungan Ngongesa Sitepu kepada
dokter Indra Salahuddin di periode pertama?

Atau, adanya suport Terbit Rencana Peranginangin kepada dokter Indra Salahuddin
untuk memegang kendali PD MAMBI Langkat di periode kedua? Mari ikuti
perkembangan selanjutnya. (Kaperwil)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *