5 Tokoh “Tolak Indra Salahuddin Sebagai Plt Bupati Langkat”

LANGKAT, Jurnalpolisi.id

Plt Bupati Langkat H Syah Afandin tepat pada
akhir Desember 2023 ini harus meletakkan jabatan selaku orang nomor satu di Bumi
Amir Hamzah. Hal tersebut dilakukan karena sesuai aturan bahwa adik kandung Dato’
Sri Syamsul Arifin ini akan bertarung dan maju di Pilkada 2024 mendatang.

Nah, terhitung beberapa bulan ke depan, pasca Syah Afandin meletakkan, otomatis
roda pemerintahan Pemkab Langkat akan diisi pelaksana tugas (Plt). Mirisnya lagi
berhembus kabar tak sedap diterima sekalangan tokoh di Langkat. Kabar sumir itu
beredar bahwa yang bakal duduk sebagai Plt adalah dokter Indra Salahuddin, notabene
mantan Sekda Pemkab Langkat.

Memang, diketahui setelah dokter Indra Salahuddin pensiun dari jabatan Sekda
Pemkab Langat, malah dirinya diberi wewenang menduduki jabatan baru di Pemkab
Langkat sebagai Pejabat Fungsional Analis Kebijakan Ahli Utama. Pun sedikit tak
masuk akal terpantau dari kacamata tokoh di Langkat, namun itu merupakan
kenyataan yang terjadi saat ini.

Tak pelak, lima tokoh Langkat itu berusaha menghempang dokter Indra Salahuddin
digadang-gadang menjadi Plt Bupati Langkat untuk mengisi kekosongan jabatan yang
ditinggal Syah Afandin. Dari lima tokoh Langkat itu, salah satunya terucap dari
Muhammad A Muin. Mantan Ketua Ansor Langkat ini bersuara dengan tegas menolak,
seandainya dokter Indra Salahuddin di posisi Plt Bupati Langkat.

“Sekarang kan dia (Indra Salahuddin-red) tak lagi menjabat Sekda Langkat, tapi diberi
jabatan sebagai Pejabat Fungsional Analis Kebijakan Ahli Utama. Dia kan sudah
pensiun, untuk apalagi diberi kewenangan jabatan. Apa tidak ada yang lebih layak?
Saya rasa banyak lagi yang lebih berkompeten, untuk apa isu bergulir kalau Indra
Salahuddin bakal menggantikan Syah Afandin duduk sebagai Plt!” tegas Muhammad A
Muin.

Lebih jauh lagi, Muhammad A Muin memaparkan, bahwa anggaran terbuang sia-sia
dengan ‘diperdayakan’ kembali dokter Indra Salahuddin. Apa karena dokter Indra
Salahuddin adalah titipan?

“Artinya, untuk membangun pemerintahan yang bersih dari KKN, sepertinya hindarilah
yang namanya ‘orang titipan’ itu. Karena yang saya dapat info lagi bahwa Indra
Salahuddin sengaja diletakkan di posisi empuk, termasuk sebagai Sekda (saat itu),
kemudian sebagai Ketua MABMI Langkat, dan kemudian menjabat sebagai Pejabat
Fungsional,” ungkapnya blak-blakan di salah satu rumah tokoh Langkat di Jalan
Hangtuah No 50 Stabat, kemarin.

Sekarang saja bisa dilihat, lanjutnya, semasa dua periode jabatan Ketua MABMI
Langkat dipegang dokter Indra Salahuddin, toh organisasi murni ke-Melayu-an ini tak
ada menampakkan kemajuan. Selayaknya pemerintah belajar dari track record yang
dimiliki dokter Indra Salahuddin, yang tak jua membawa perubahan khususnya ke-
Melayu-an di Langkat.

“Contoh nyata saja, saat dirinya sebagai Ketua MABMI Langkat dan Sekda masa itu,
malah dia berusaha ‘mengaburkan’ ornamen di Langkat. Padahal dia kan tahu kalau
Langkat ini Tanah Bertuah dengan label Melayu. Sekali lagi saya katakan, andai benar
Indra Salahuddin diberi jabatan lagi sebagai Plt, ini sudah salah kaprah dan harus
segera direstrukturisasi sebelum terjadi,” tegasnya.

Senada dikatakan tokoh Langkat lainnya, yakni M Irfan. “Setiap masa pemerintahan
habis di suatu daerah, atau pemerintahan sendiri, ya pasti ada orang-orang ‘titipan’.
Tapi Indra Salahuddin tampak jelas bahwa dia sengaja ‘dititipkan’ pejabat lama yang
memimpin Langkat. Istilahnya, ya posisi Indra Salahuddin sengaja ‘disetting’ demi
powerisasi pejabat lama yang kini berurusan dengan hukum,” sindir Irfan.

Namun, lanjutnya, andai orang ‘titipan’ itu bisa masuk dan menganyomi, sama sekali
tak masalah. Tapi itu sepertinya beda dengan dokter Indra Salahuddin. Dia (Indra
Salahuddin), kata Irfan, cuma memberikan pengayoman bagi sekalangan orang-orang
dekatnya yang masih keterkaitan dengan pejabat lama itu.

“Kami selaku tokoh Langkat sangat keras menolak Indra Salahuddin diberi jabatan
pelaksana tugas (Plt) Bupati Langkat ke depannya. Kami harap saran kami ini
didengarkan pemerintah, dan baiknya jangan lagi dipakai Indra Salahuddin. Cukupnya
selama jadi Sekda, Pejabat Fungsional, dan jangan lagi Plt Bupati Langkat. Dan kepada
dokter Indra Salahuddin saya berpesan tak usah rakus dengan jabatan, karena orang
rakus itu sangat dibenci Allah SWT,” tandas Irfan mengakhiri.

Sementara itu menurut Muhammad Azhari alias A’an mantan Ketua MABMI Kec Stabat yang banyak berperan ketika Ngogesa menitipkan dr Indra untuk dimuluskan memimpin PD.MABMI Langkat pada dirinya. Selaku Ketua MABMi Kecamatan Stabat.yang terpilih jadi Formatur di Musda MABMI tersebut, “ia hanya memuluskan jalan dr Indra jadi Ketua PD.MABMI Langkat saat itu” dan tidak bersedia ikut dalam pengurus yang dibentuk dr Indra.

Menyikapi “Statmen yang dicetuskan oleh H.Tengku Zainuddin Kelana” selaku sesepuh Melayu Langkat, “Muhammad Azhari alias A’an meminta pengurus MABMI yang ada dan aktif saat ini agar segera mengambil sikap dan langkah untuk “membuat mosi tidak percaya kepada dr.Indra selaku Ketua PD.MABMI Langkat.

“Saya dukung” apa yang dilakukan oleh Lima tokoh yang menolak wacana dokter Indra untuk menduduki jabatan sebagai Plt. Bupati Langkat setelah masa bakti Plt.Bupati Langkat H.Syah Afandin yang akan berakhir pada akhir Desember 2023 mendatang. Gerakan yang dibangun H Tengku Zuinuddin Kelana, Muhammad A Muin, Muhd.Irfan, Agus Salim dan T.Syaiful Anhar harus kita dukung sepenuhnya ujar H.Mhd. Azhar alias Haji A’an mengakhiri obrolannya dengan awak media. (kaperwil.)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *