pendidikan Dasar Jalan Membentuk Karakter

Oleh: Rosina Zahara, M.Pd

Aceh timur – jurnalpolisi.id

22,Mei 2023. Guru SDN Keumuneng Hulu, Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur

Tulisan ini akan dimulai dengan beberapa pandangan para ahli terkait Pendidikan, sebenarnya bagaimana pendidikan bekerja, pendidikan memberikan sebuah stimulus untuk membenahi karakter setiap pendidik, peserta didik, bahkan siapa saja yang terlibat atau bersinggungan langsung kepada dunia belajar-mengajar.

H. Horne menyatakan bahwa pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional, dan kemanusiaan dari manusia.

Sedangkan, Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa Pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Melalui dua pandangan tersebut, seakan-akan membawa pemahaman bahwa pendidikan harus berjalan dengan kekuatan kodrat, keinginan kuat untuk dapat membenahi diri sendiri, memperbaiki karakter, memanusiakan- manusia, dan terus-menerus (abadi) dalam setiap kehidupan.

Bahkan, pendidikan juga dapat menjadi jembatan untuk menyampaikan sebuah ide, gagasan, dan nantinya mampu menyiapkan generasi yang memilki karakter di masa yang akan datang.

Dalam hal ini, pendidikan harus berjalan searah dengan peran masing-masing dari pendidik, karena tak jarang, tenaga pendidik keluar dari kerangka kerja pikirannya, kerangka yang telah mereka (pendidik) dapat di bangku perkuliahan,

terkadang hal ini akan berdampak dalam proses mengajar. Terlepas dari keadaan tersebut, setiap tenaga pendidik harus siap untuk memperbaiki diri dan menambah wawasan melalui berbagai metode, teori, dan konsep pendidikan.

Salah satunya dengan memberikan program peningkatan kompetensi dasar (baca da tulis) atau dengan kata lain, yang kerap disebut-sebut dalam dunia pendidikan dan perpustakaan yakni Literasi.

Hal-hal seperti ini nantinya juga dapat mengubah karakter pendidik dan peserta didik, dan sejalan dengan apa yang diinginkan pemerntah dalam pengembangan Literasi dan Numerasi di sekolah dasar.

Terlepas dari pembahasan Literasi dan Numerasi, peralihan pendidikan juga mementingkan konsep demi konsep agar dapat mencapai sebagaimana akar dari pendidikan tersebut, misalnya yang paling sering disampaikan ialah Pendidikan Pedagogik yang merupakan suatu teori yang secara teliti, kritis dan objektif mengembangkan konsep-konsepnya tentang hakekat manusia, hakekat anak, hakekat tujuan pendidikan serta hakekat proses pendidikan. Langeveld (1980) membedakan istilah “pedagogik” dengan istilah “pedagogi”.

Pedagogik diartikan dengan ilmu pendidikan, lebih menitik beratkan kepada pemikiran, perenungan tentang pendidikan, suatu pemikiran bagaimana kita membimbing dan mendidik anak.

Sedangkan istilah pedagogi berarti pendidikan, yang lebih menekankan kepada praktek, menyangkut kegiatan mendidik, kegiatan membimbing anak.

Tetapi keduanya antara pedagogi dan pedagogik tidak dapat dipisahkan secara jelas, keduanya harus dilaksanakan secara berdampingan, saling memperkuat peningkatan mutu dan tujuan pendidikan.

Zainal Abidin pjt

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *