Terungkap Fakta Dibalik Penyerangan Massa di Kompleks Yarler Kota Tual
Kota Tual – jurnalpolisi.id
Konflik tak terelakan yang terjadi antara dua kelompok warga, kompleks Yarler dan kompleks Banda Eli di kota tual mengisahkan sebuah pertanyaan, karena hingga saat ini proses perdamain kedua kelompok tidak kunjung berakhir
Hal tersebut disampaikan ketua Pemuda Yarler`Hencie Balubun saat melakukan konfrensi press di Tual dengan sejumlah awak media, Sabtu (11/02/2023) sekaligus dihadiri warga setempat yang menjadi korban bentrokan naas itu
“Disini saya ingin meluruskan saja pembritaan di media masa yang menyebutkan kalau ke tujuh pelaku bentrokan ditangkap adalah keliru. Faktanya mereka dengan kesadaranya sendiri kemudian bersama-sama dengan para tokoh yang ada di kompleks, maupun para orang tua yang menyerahkan. Jadi bukan ditangkap,”ungkap Balubun
Disampaikan ketua pemuda tersebut, bahwa apa yang telah disampaikan salah satu media tersebut merupakan sebuah kekeliruan. Namun dirinya juga tak menepis kalau ketujuh pelaku tersebut pantas dilakukan proses hukum, karena telah melakukan tindak pidana. Bahkan dirinya sesekali juga bilang agar mereka diproses sesuai dengan perbuatanya
Lanjut Balubun bahwa sesungguhnya, untuk ke-tujuh pelaku yang di duga melakukan tindakan layaknya premanisme itu (nagih pajak) dan juga tidak membayar makan dan minuman jujur bahwa itu tidak benar.
“Perlu kami sampaikan dengan tegas bahwa penyelesaian yang dilakukan segelintir orang kemarin, kemudian melibatkan orang tua kami yang mulia Raja Tual bersama Pa Wakapres, merupakan sebuah tindakan yang sangat meresahkan warga, dikarenakan tidak satu orangpun dari warga Yarler yang terkena dampak konflik yang dilibatkan,”tegas Balubun
Bahkan ada pula dari apa yang disampaikan Balubun, kalau dalam proses yang dilakukan tersebut ada juga yang mengatas namakan dirinya sebagai tokoh pemuda
“Ini saya klarifikasi bahwa saya adalah ketua pemuda Yarler ‘Hencie Balubun yang dipilih berdasarkan aklamasi. Jadi jangan sampai ada yang ngaku-ngaku sebagai ketua pemuda,”ujarnya dengan nada sedikit agak keras
Dan berdasarkan informasi yang tersebar di media online kata dia, bahwa polisi berhasil menangkap ke-tujuh pelaku yang diduga melakukan tindakan kekerasan kepada salah seorang penjual. Itu pun tidaklah benar
Sementara itu dirinya juga menyesalkan tindakan dari para tokoh agama yang mewakili, dan ada pada proses perdamain yang dilakukan
“Jujur saya sangat kecewa, karna bergulirnya proses perdamain yang mana melibatkan tokoh agama, kami sebagai warga kompleks juga merasa gundah karena tokoh agama yang dimaksudkan adalah bukan berasal dari Gereja Protestan Maluku (GPM) Jemaat Tual dan jujur kami tidak tahu,”sesalnya
Serta berdasarkan informasi yang diterima media ini, kalau saat dilakukan proses perdamaian oleh sekelompok orang, bahkan warga yang mengatasnamakan warga Yarler tersebut, sama sekali tidak diketahui dirinya bersama warga yang mengalami musibah terbakarnya rumah mereka. Dikarenakan pada saat bersamaan masih mengikuti jalanya kebaktian sehingga tidak memgetahui sama sekali
“Kami sangat mengapresiasi Walikota Tual dan jajaran karena selama warga kami di tempat pengungsian telah menyalurkan bantuan, lewat dinas Sosial,”sahut Hencie
Adapun demikian Hencie panggilan akrab yang juga merupakan tokoh pemuda Yarler itu, kalau sentuhan yang diberikan lewat pemerintah kota Tual kepada 116 rumah yang merasakan langsung dampak dari tragedi tersebut sangatlah bermanfaat, walaupun dari jumlah tersebut hanya terdapat 50 rumah yang hangus terbakar akibat bentrokan beberapa waktu lalu
“Ingin saya tambahkan bahwa dari jumlah yang disebutkan, bukan cuman kami pihak protestan, akan tetapi juga ada beberapa rumah milik basudara kami yang beraga muslim dan Katolik yang merasakan dampaknya,”pinta Hencie
Dirinya berharap agar pemerintah kota Tual bisa sesegera mungkin melakukan pendekatan dengan pihak yang terlibat bentrokan dan membangun kembali rumah-rumah warga yang dirusak saat terjadi konflik.
Dan itupun menurut Balubun mereka sangat menginginkan kedamaian, asalkan dengan cara yang benar dan bukan dengan tujuan menjadian panggung semata.
Publish by (MLA_jpn)