Situs Sejarah Kerajaan Langkat Diminta Dipugar

Wampu – jurnalpolisi.id

Niat membangun Masjid Al Falah Dusun Pasar
Batu, Desa Stabat Lama Barat, Kecamatan Wampu, sebenarnya terbersit dari hasil
musyawah warga. Pun awalnya sekadar tempat mengaji namun belakangan
muncul untuk membangun Masjid Al Falah. Dari situ terpilihlah T Syaiful Anhar
sebagai Ketua Pelaksana Pembangunan Masjid Al Falah.

Bersama pengurus lainnya, lahan itu dihibahkan Mulawaman. Berlanjut
pengumpulan donasi dari sejumlah warga. “Ya, selama 8 bulan terhitung masjid
ini bisa dibangun,” singkat Ketua Pelaksana Pembangunan Masjid Al Falah, T
Syaiful Anhar, kemarin.

Namun, katanya, di balik pembangunan masjid, ada terbersit kisah di Desa Stabat
Lama Barat, Kecamatan Wampu. Ya, kata pria akrab disapa Bang Iful ini, di lokasi
Masjid Al Falah berada sejumlah situs sejarah. Begitu pula halnya diamini Kepala
Desa Stabat Lama Barat, T Firmansyah.

Di hadapan Plt Bupati Langkat H Syah Afandin serta tamu undangan sekalian, laki
berkumis itu berharap situs sejarah di desa yang sekarang dipimpinnya itu
kembali dipugar.

Apalagi, kata dia, di Desa Stabat Lama Barat itu pula cikal bakal berdirinya
Kerajaan Langkat. Mengutip komentar T Syaiful Anhar dan Kades Stabat Barat
Lama, T Firmansyah, ternyata ditanggapi serius Plt Bupati Langkat H Syah
Afandin.
Saat memberi kata sambutan, tak lupa adik kandung H Syamsul Arifin ini berjanji
akan menggerahkan semua stakeholder terutama Dinas Pariwisata Langkat untuk
melirik kembali situs sejarah yang selama ini tak terjamah.

“Saya akan perintahkan Kepala Dinas Pariwisata Langkat untuk berkoordinasi
dengan pihak desa membangun kembali atau memugar situs bersejarah yang ada
di Desa Stabat Lama Barat ini,” janjinya di depan warga Dusun Pagar Batu, Desa
Stabat Lama Barat, Kecamatan Wampu.

Mengulas tentang keinginan Plt Bupati Langkat Syah Afandin “ingin memugar situs bersejarah” diseputar desa Stabat Lama Barat khusus yang berdekatan dengan lokasi berdirinya Masjid Al Falah, disahuti positif oleh T.Syaiful Anhar. Usai peresmian Masjid Al Falah, Syaiful Anhar mengatakan di desa Stabat Lama Barat ini,situs bersejarah yang ada seperti Makam Raja T.Indra Bungsu di Dusun Ampera (Jentera Malay) yang saat ini ditumbuhi belukar dikaki tanggul Sei.Wampu. Makam Wan Safwan dan juga makam T.Indra Bungsu berada lk 2000M kearah Timur dari masjid ini”. Sedangkan Rumah Kejuruan Stabat hanya berjarak lk.200M ke arah Utara dari lokasi masjid ini, persisnya di jalan lintas Medan-NAD (seputar ujung tanggul Sei.Wampu).

Untuk itu kita meminta pihak Desa Stabat Lama Barat segera aktif menghubungi Kepala
Dinas Dinas Parawisata Langkat sesuai instruksi Plt Bupati Langkat Syah
Afandin,” imbuhnya.

Di sisi lain, kenang, T Syaiful Anhar yang merupakan mantan Ketua LSM Bangkit
Bangun Sumut (BBS) Langkat ini, tahun 2012 yang lalu masalah

“Pemugaran situs sejarah sudah pernah disuarakan tokoh-tokoh muda Melayu Langkat.
Tetapi tak ada yang meresponnya. Mungkin, bisa jadi karena Bupati Langkat saat itu bukan anak Melayu, makanya teriakan itu tak didengar sama sekali,” sindirnya.

Dengan adanya pemangku jabatan sekarang, Plt Bupati Langkat Syah Afandin,
berharap geliat untuk mengenang sejarah Bumi Amir Hamzah ini lewat situs-situsnya
bisa membuka mata masyarakat.

“Kita berharap besar kepada Pak H Syah Afandin.SH selaku pemimpin tertinggi di
Bumi Langkat dapat berbuat untuk sejarah Langkat yang “benar” jangan sampai warga Langkat khususnya warga Melayu tidak tau sejarah daerah sendiri. Sejarah era berdirinya Kerajaan Langkat ini harus digali kembali agar menjadi mata pelajaran lokal (wajib bagi murid sekolah dasar-red) sehingga generasi muda Langkat dimasa datang bisa tau sejarah daerahnya.

“Cukuplah generasi saat ini saja yang tak peduli asal-usul HUT Kerajaan Langkat yang dicaplok jadi HUT Kabupaten Langkat dimasa Alm. H.Zulkifli Harahap di pucuk pimpinan yang tertinggi di Langkat.

“Tidak ada yang berani protes apa sebab hari jadi Kerajaan Langkat 17 Jan 1750 dijadikan hari jadinya Kabupaten Langkat ?? Alm. H. Zulkifli Harahap banyak meninggal kebaikan untuk warga Langkat, Pekan Stabat yang kumuh disulapnya menjadi kota kecil yang kecapekan menerima Piala Adipura.

Disisi lain kearifan lokal Pekan Stabat yang biasanya menutup dagangan dan toko setiap hari Jum’at dari jam 11.30 sampai jam 13.00 “terlupakan”. Mungkin pemikirannya untuk menetapkan hari jadi kabupaten Langkat saat itu adalah sangat penting sebagai simbol Ibukota kabupaten, tapi kemungkinan ‘Sekdanya saat itu bloon’ sehingga terjadilah HUT Langkat menggunakan tanggal dan hari jadi Kerajaan Langkat.

Kesalahan dan kecelakaan sejarah yang ditinggalkan oleh Alm.Drs.H.Zulkifli masih bisa diredam disetiap tahunnya. Yang menjadi pertanyaannyan ‘sampai kapankah kita harus dan terus membodohi dan membohongi anak-anak kita tentang sejarah ini. Makanya saya dukung sepenuhnya keinginan Pak Afandin memugar situs itu, dari sanalah nanti sejarah itu bisa diluruskan Pak Ondim dipriode kepemimpinan 2924-2029 mendatang ujarnya.

(Kaperwil)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *