Seorang Sopir Taksi Online Hampir Menjadi Korban Bermodus Kisah Sedih
Surabaya – jurnalpolisi.id
Khoirul Huda, seorang pengemudi taksi online hampir menjadi korban penipuan yang pelakunya menyaru jadi penumpang. Aksi penipu terhenti karena Brigadir Yuyut, anggota Jatanras Polda Jatim yang mendengarkan kisah ini di udara, menemukan kejanggalan dalam kronologi kejadian yang diceritakan pelaku.
Peristiwa ini bermula pada Minggu (26/2/2023) pukul 15.35 WIB. Khoirul menghubungi Radio Suara Surabaya karena kebingungan mencari penumpangnya yang hilang setelah pamit turun untuk buang air kecil di sebuah minimarket di Gading Fajar, Kabupaten Sidoarjo.
“Penumpang saya tadi naik dari Jenggolo ke Pagesangan dengan nominal 73 ribu rupiah. Katanya pakai aplikasi temannya. Di tengah perjalanan, dia bilang nanti saya disuruh menunggu karena hanya sebentar. Sampai di Pagesangan memang betul dia hanya sebentar, lalu minta diantar kembali ke Jenggolo,” kata Khoirul
“Di tengah jalan, dia dihubungi temannya dan minta berubah tujuan ke Taman Pinang. Lalu dia bilang mau buang air kecil. Saya arahkan ke minimarket di Gading Fajar. Saya disuruh menunggu, ternyata dia tidak kembali. Sudah saya cari tapi tidak ketemu. Jadi total ongkosnya 160 ribu rupiah, dia tidak bayar,” tambahnya.
Sekitar 20 menit setelah on air, Khoirul mengabarkan bahwa penumpangnya sudah kembali. Alasannya toilet minimarket masih digunakan orang lain dan dia tidak mau menunggu, sehingga pergi mencari toilet lain.
Selama di perjalanan, penumpang berinisial AP ini menceritakan tentang kisah hidupnya yang pilu, bahkan dia juga sempat menangis. Dia mengaku sedang dalam perjalanan untuk bekerja sebagai tukang bangunan di Bali. Pekerjaan ini dia dapatkan dari dua orang yang baru dia kenal di Facebook, Rendi dan Akbar–nama yang sama dengan nama penumpang tersebut. Namun ternyata dia ditipu.
“Dia bilang semua barang-barangnya diambil temannya. Sehingga dia mau menjual hapenya ke counter untuk membayar ongkos perjalanan,” kata Khoirul.
AP bahkan sempat berinteraksi dengan penyiar Suara Surabaya. Dia mengaku warga asli Nginden, Surabaya. Dia bertemu dua orang temannya dan meninggalkan semua barangnya di Jenggolo. Setelah itu ke rumah bibinya di Pagesangan untuk berpamitan.
Brigadir Yuyut, anggota Jatanras Polda Jatim yang mendengarkan penuturan AP, langsung menghubungi Suara Surabaya, minta agar Khoirul Huda memberitahu lokasi terakhirnya.
Setelah bertemu dengan Khoirul Huda, Brigadir Yuyut pun mengorek informasi dari AP, terduga pelaku penipuan. “Ada kejanggalan. Kalau mau berpamitan kenapa tasnya tidak dibawa, kenapa ditinggal ke orang yang baru kenal,” kata Yuyut.
Setelah ditelusuri oleh polisi, diketahui jika saat ke Pagesangan, AP mencuri handphone bibinya. Dia minta dibuatkan makanan oleh bibinya. Saat bibinya menyiapkan makanan untuk AP, ternyata dia malah mencuri ponsel dan kabur mengendarai mobil taksi online.
Saat Yuyut meminta AP membuktikan kalau benar itu handphone miliknya, AP tidak bisa membuka pengaturan keamanan ponsel itu. Alasannya, benar handphone ini miliknya, tapi ditinggal di bibinya sehingga password diganti bibinya.
Bibi AP, ketika dihubungi polisi mengaku berniat membawa kasus pencurian ini ke ranah hukum.
“Dugaan sementara ada masalah keluarga,” ujar Yuyut.
Sementara Khoirul mengaku dia sama sekali tidak mencurigai kemungkinan-kemungkinan perbuatan kriminal yang dapat dilakukan AP karena AP menangis saat menceritakan kesulitannya.
Saya mulai curiga saat saya minta dia bicara di Suara Surabaya, dia tidak menjawab dengan jelas,” kata dia.
Terkait ongkos perjalanan sebesar Rp175 ribu yang tidak dibayarkan oleh AP, beberapa pendengar Suara Surabaya menyampaikan ingin memberi bantuan, tapi Khoirul Huda belum menanggapi. (Aries K)