Mantan Sekwan DPRD Kerinci Resmi di Tahan Beserta 2 Orang Lainnya Oleh Kajari Sungai Penuh
Kerinci – jurnalpolisi.id
Kejaksaan Negeri Sungai Penuh resmi menahan 3 tersangka Kasus tunjangan rumah Dinas DPRD Kerinci, akhirnya memasuki babak baru.
Sehingga Mantan Sekwan DPRD Kerinci inisial AD, stapnya BN (sebagai PPTK) dan LL ( sebagai KJPP ) ditahan Kejaksaan, setelah diperiksa hampir 8 jam lebih, akhirnya ditahan 20 hari ke depan, pada pukul 17.25 WIB pada Senin (13/02/2023).
Penahanan terhadap Mantan Sekwan DPRD Kerinci ini terkait kasus Tunjangan Rumah Dinas DPRD Kerinci dari Tahun 2017 sampai tahun 2021.
Kejari Sungai Penuh, Antonius Despinola, S.H., M.H., membenarkan bahwa pada Senin hari ini setelah melakukan pemeriksaan hampir 8 jam, akhirnya menetapkan 3 orang sebagai tersangka dalam kasus tunjangan Rumah Dinas DPRD Kerinci Tahun 2017 sampai 2021.
Tiga orang yang dilakukan penahanan yakni inisial AD selaku Mantan Sekwan, inisial BN merupakan staff dari Mantan Sekwan, dan inisial LL merupakan pihak Ketiga yang mengaku sebagai dari KJPP, padahal ia bukan merupakan dari KJPP.
“Benar, tiga orang telah dilakukan penahanan, setelah memastikan alat bukti lengkap,” ujar Kejari.
lanjut Kajari, Dalam kasus ini, telah merugikan keuangan negara sebesar Rp 4,9 Milyar tunjangan Rumdis Dewan yang tidak sesuai dengan perundangan-undangan.
“Dalam kajian, terjadi kesalahan dimana kajian tidak sesuai pada tempat yang sebenarnya,” bebernya.
Bukan hanya itu saja, akan tetapi juga terdapat penggelapan dari masa transisi Dewan yang lama menuju Dewan yang baru. Dimana, terdapat pencairan anggaran Tunjangan Rumdis Dewan sebesar lebih kurang 400 Juta, namun tidak diberikan kepada Dewan. “Dewan yang lama, maupun yang baru tidak menerima, terjadi penggelapan,” ungkapnya.
Untuk diketahui, bahwa Kejaksaan Negeri Sungai Penuh pada akhir Tahun 2022 telah meningkatkan status kasus dari penyelidikan ke penyidikan terkait dengan dugaan korupsi tunjangan Perumahan Pimpinan dan Anggota DPRD Kerinci tahun 2017 sampai 2021.
Bahkan pada waktu itu Kasi Pidsus Kejari Sungai Penuh, Alek, selama proses penyelidikan hingga penyidikan, sedikitnya sudah 70 orang yang dipanggil untuk dimintai keterangan dan klarifikasi mulai dari Pimpinan Dewan hingga anggota dan sekretariat DPRD.
Naiknya status dari penyelidikan menjadi penyidikan, setelah pihak penyidik telah menemukan dan mengidentifikasi adanya peristiwa tindak pidana dalam tunjangan rumah dinas tersebut.
Kasus ini mulai tahap penyidikan sejak Juli 2022 kemaren, sesuai dengan tanggal sprindik yang telah diterbitkan dan juga sudah dilaporkan secara berjenjang kepada atasan yakni dalam hal ini Kejati Jambi. Namun pada waktu itu, Alek tidak menjelaskan secara rinci, karena bersifat substansial. Namun, dia mengatakan jika anggaran untuk satu tahun jumlahnya Miliaran rupiah per tahun dari 2017 sampai 2021.
( Tim JPN )