DIDUGA ADA KONG KALI KONG Bedah rumah di Desa Kenteng Kec Bandungan Kab Semarang muncul isu tak sedap di masyarakat. Begini…
Kab Semarang – jurnalPolisi.id
K.H Bukhori anggota komisi VIII DPR RI dari Fraksi PKS, Selasa (03/01/2023) yang lalu, melakukan kegiatan resesnya di Dapil 1, Jawa Tengah dengan membawa dana bantuan aspirasi program bedah rumah senilai Rp 1,72 miliar untuk masyarakat di Kab Semarang.
Program Rumah Sejahtera Terpadu (RST) atau bedah rumah ini ditujukan bagi konstituennya di Kabupaten Semarang dengan latar belakang ekonomi kelompok prasejahtera yang menghuni rumah tidak layak huni.
Salah satu yang mendapatkan bantuan bedah rumah yaitu warga Desa Kenteng Kec Bandungan Kab.Semarang, Jawa Tengah.
Hj. Nurtati S.Pd sebagai Kepala Desa Kenteng, saat ditemui awak media Jurnal Polisi.id menyampaikan, program bedah rumah di Desa Kenteng ada 10 kepala keluarga yang menerima bantuan bedah rumah tersebut, yang mana setiap masing masing anggota menerima senilai duapuluh juta rupiah per keluarga ;
1. Ramelan Ds. Golak RT 03/07.
2. Iwan Mujiyanto Ds. Golak RT 01/07.
3. Hasan Munadi Ds. Golak RT 02/07.
4. Asadi Ds. Clowok RT 02/05.
5. Mudi Ds. Karang lo RT 02/01.
6. Suliah Ds. Golak RT 03/07.
7. Pujo Gati Ds. Golak RT 02/07.
8. Tumadi Ds. Golak RT 02/07.
9. Edi Tiyana Ds. Gelaran RT 04/04.
10. Moedjiyem Ds. Golak RT 02/07.
Dalam mekanisme program bedah rumah, kepala desa mengatakan menyerahkan seluruhnya kepada anggota penerima mamfaat bedah rumah dan pihak toko matrial yang menerima uang bantuan bedah rumah tersebut.
“Bahwasanya, kami hanya membatu warga yang mendapatkan bantuan bedah rumah dengan memberi fasilias ruang untuk rapat dan sosialisai dan kami hanya membantu dalam membuat Proposal, Rencana Anggaran Belanja (RAB) sampai penyusunan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) nya saja. Dalam hal ini kami tidak menerima uang sepeser pun dari program bedah rumah tersebut,” ujarnya.
“Adapun uang senilai Rp. 200.000.000,- (duaratus juta rupiah) tersebut, itu langsung kami berikan kepada toko matrial “Kali Pawon” yang berada di daerah Desa Candi, dengan ketentuan per-satu anggota menerima dalam bentuk material, seperti pasir, semen dan lain-lain senilai Rp 20.000.000,- (duapuluh juta rupiah),” ungkapnya.
Dalam penelusuran di rumah warga yang menerima bantuan tersebut, J. Sidabutar dari Lembaga Garda Bela Negara Nasional (GBNN) didampingi media menyambangi beberapa rumah warga guna memastikan anggaran tersebut sampai kepada masyarakat desa Kenteng.
“Saya bersama rekan media menelusuri mekanisme penyaluran dana bantuan bedah rumah, terkait adanya laporan masyarakat yang masuk melalui ruang publik pengaduan di aplikasi WhatsApp (WA) 085827872151,” kata Sidabutar.
Ramelan (60) yang menjadi ketua kelompok penerima mamfaat bedah rumah menjelaskan saat dikonfirmasi, bahwa betul sudah menerima dana tersebut dan sudah selesai.
Ramelan menjelaskan bahwa penerimaan dana tersebut langsung masuk ke rekening bank Mandiri dengan atas nama Kenteng Sejahtera sebesar duaratus juta rupiah.
“Pada hari Rabu, 14 Desember 2022 dana dua ratus juta tersebut ditarik dari rekening dan langsung dibawa ke kantor desa Kenteng, yang mana disitu sudah kumpul 10 anggota penerima bantuan bedah rumah, termasuk saya,” jelas Ramelan.
“Dalam pertemuan tersebut dihadiri Tohari sebagai Pemilik Toko Matrial, Kepala Desa, Sekdes, Kasie Kesejahteraan dan 10 anggota penerima bantuan bedah rumah,” ujarnya.
Ramelan menjelaskan, bahwa dalam pelaksanaan bedah rumah kami tinggal memesan bahan materianya sementara biaya tenaga tukang menggunakan dana pribadi.
“Setelah dana yang diterima toko material, kami bisa langsung memesan bahan material, tapi kami tidak menerima bukti bon barang yang kami pesan dan harga barang yang dikirim, kami tidak mengetahui,” tegas Ramelan.
Beberapa anggota yang menerima bantuan tersebut juga dikonfirmasi atas tidak adanya keterbukaan atas anggaran yang keluar, salah satunya dengan tidak adanya bon pemesanan dan harga per-satuannya.
Salah satu masyarakat yang ditokohkan menyampaikan kepada media, atas dugaan markup harga material yang di setting untuk mengguntungkan oknum.
“Saya mendengar dari masyarakat yang menerima bantuan bedah rumah di dusun Golak, Desa Genteng ada yang hanya menerima Rp. 17 juta rupiah bahkan ada yang menerima RP 15 juta rupiah dalam bentuk material. Saya kurang tau pasti, apa bahan materialnya yang mahal atau harganya sudah di markup dahulu,” jelasnya.
Atas informasi adanya dugaan markup harga bahan material, media sudah mencoba mengkonfirmasi ke pemilik toko Kali Pawon melalui pesan Aplikasi WA. Sampai berita ini di tayangkan, pemilik toko material tersebut belum merespon.
( JPN Bendoz )