“Perlu sensitisasi menuju eliminasi TBC 2030”
Langkat-jurnalpolisi.id
Yayasan Mentari Meraki Asa Kabupaten Langkat tingkatkan Sensitisasi Pemerintah Daerah terhadap TBC dalam implementasi pemenuhan SPM (Standar Pelayanan Minimal) layanan TBC dalam jejaring DPPM di Kabupaten Langkat, dengan menggelar pertemuan Komunitas dan Pemangku Kepentingan Jejaring DPPM. Pertemuan tersebut dilaksanakan secara hybrid dan dihadiri oleh Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Bina
Pembangunan Daerah bapak Budiono Subambang, ST, MPM Asosiasi Dinas Kesehatan se-Indonesia ibu Dr. Hj. Merry Yuliesday, MARS, Dinas Kesehatan Provinsi ibu Khairina Ulfa, SKM., M.Kes, Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat, Bappeda Kab. Langkat Bapak Tasyrif, RS Tanjung Pura dr. Andy Sulaiman Srg. Sp.P, RS Umum Delia, Petugas TB Puskesmas Stabat ibu Misiem, Analis Kebijakan ahli pertama bapak dr. Indra Salahudin, M.Kes., MM, IDI cab Langkat dr. Agussalim, Sp.THT-KL Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten langkat di Stabat Seafood Kabupaten Langkat pada hari Senin dan Selasa tanggal 12-13 Desember 2022.
Dalam pertemuan tersebut yang menjadi fokus pembahasan ialah melakukan Identifikasi situasi notifikasi TBC di layanan pemerintah dan swasta, Sinegritas implementasi SPM(Standar Pelayanan Minimal) layanan TBC dan penguatan jejaring DPPM, Meningkatkan sensitisasi pemangku kepentingan TBC dalam implementasi SPM(Standar Pelayanan Minimal) layanan TBC dan penguatan jejaring DPPM, Mengembangkan rencana kolaborasi pemenuhan SPM dan wajib notifikasi kasus dalam jejaring DPPM, Forum komunikasi antar pihak untuk advokasi pemenuhan SPM(Standar Pelayanan Minimal) dan wajib notifikasi kasus dalam jejaring DPPM.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat, adapun capaian SPM (Standar Pelayanan Minimal) Layanan TBC di Kabupaten Langkat sebesar 61,19%. Hal ini dikarenakan masih belum maksimalnya penemuan kasus dan belum maksimalnya sosialisasi dan edukasi dikalangan masyarakat. “Untuk meningkatkan capaian SPM menjadi 100% dibutuhkan kerjasama seluruh pihak” pungkas ibu Merry selaku Adinkes Pusat.
Pada pertemuan tersebut forum sepakat untuk membentuk Forum Multi Sektor atau Tim Percepatan TBC di Kabupaten Langkat untuk mendorong terbitnya RAD di kabupaten Langkat dimana yang menjadi leading sektornya adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat hal ini tentunya disambut baik oleh bapak M. Ansyari, M.Kes. Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat dan juga Wasor P2PM (Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular) yang juga hadir pada pertemuan tersebut.
Selain itu sejalan dengan upaya percepatan pencapaian SDGs Desa, salah satu wujud dalam peningkatan pelayanan dasar yaitu melalui Desa Peduli Kesehatan. Desa Peduli Kesehatan, upaya terpadu Pembangunan Desa dalam rangka akselerasi pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan di desa (SDGs Desa No.3, 6, 11). Berdasarkan hal tersebut Yayasan Mentari Meraki Asa selanjutnya akan bekerjasama dengan Dinas terkait untuk membentuk satu desa sehat percontohan yang nantinya di desa tersebut akan dibentuk satgas TBC untuk terciptanya desa peduli tbc.
Active Case Finding (ACF) atau penemuan kasus secara aktif juga perlu dilakukan untuk mendorong pemenuhan SPM (Standar Pelayanan Minimal) di Kabupaten Langkat. Merujuk pada Perjanjian Kerja Sama antara Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI dan Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek yang berisikan tentang “Kampanye Edukasi dan Informasi Tuberkulosis di Satuan Pendidikan” yang telah ditandatangani pada selasa, 2 Juni 2021, YMMA dan Dinas Kesehatan menyambut baik hal tersebut dengan akan melaksanakan Active Case Finding (ACF) di sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Langkat.
“Harapannya dengan dilaksanakannya Active Case Finding (ACF) di sekolah-sekolah, bisa mengajak generasi muda terlibat dalam melakukan edukasi dengan teman sebaya dan keluarga mereka masing-masing” tutup dr. Andy selaku dokter paru di RS PMDT Tanjung Pura yang juga tergabung dalam Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI).
Harapan dari para peserta kegiatan akan dikolaborasi menjadi sebuah sinergitas agar sensititasi semua pihak stakeholder bisa berperan bergerak “Kami akan melakukan deteksi dini ke sekolah asrama pemukiman padat penduduk melalui jangkauan kader agar elimininasi TBC bisa dimulai dari saya kami dan kita semua” disampaikan oleh Ketua Yayasan Mentari Meraki Asa Sri Maharani Arfiani didampingi Sekretaris Umum Novita Sari.
Penjaringan kasus melalui sosialisasi edukasi dan deteksi dini akan kami tingkatkan melalui intervens 17 kecamatan dan 21 puskesmas 6 rumah sakit swasta dan 7 klinik yang ada di Kab. Langkat. Hingga November 2022 kami sudah melakukan sosialiasi dan screening kepada 8840 jiwa dan menemukan kasus baru kurang lebih 40% yang sudah dilakukan sosialisasi dan screening . Kami ucapkan terima kasih kepada Dinas Kesehatan kab. Langkat, (sebutkan semua peserta yang hadir) cek absensi. “ucap Ketua Yayasan Mentari Meraki Asa Kab. Langkat Ricky Reza didampingi Manajer Kasus Fajar dan Kepala SSR Ikhsan(kaperwil)