Minuman Keras, Kacaukan Hidup Berkerukunan

Amanatun Utara, jurnalpolisi.id

Seorang pria bernama Jhoni Agustinus Bulla (24) warga Desa Sono, Kecamatan Amanatun Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi korban pengeroyokan 3 orang preman kampung.

Peristiwa itu terjadi pada hari Minggu, 13 Nopember 2022, sekitar pukul 16.30 Wita tepatnya di wilayah Dusun RT.006/003, Desa Sono, Kecamatan Amanatun Utara.

Kepada wartawan, Gusti panggilan akrab Jhoni Agustinus Bulla menyampaikan jika insiden itu terjadi berawal saat ia bersama istrinya pergi mengantar minyak tanah ke rumah mertuanya (orangtua istri). Sesampainya di sana, ketiga preman kampung tersebut yang ia kenal jelas mereka yakni, MT (26), PT (21), dan LB (28), ketiga sedang duduk minum sopi didalam rumah mertua.

Lalu ia (MT) meminta dan memaksa Gusti untuk membeli sopi buat mereka. Dan permintaan mereka dituruti oleh Gusti, tapi ia diharuskan pergi harus dengan menggunakan motornya Gusti, maka Gusti mengatakan bahwa motornya tidak ada minyak jadi mereka datang juga dengan jalan kaki.

Mendengar itu, MT lalu mengambil motornya dan memboncengi Gusti untuk bersama-sama pergi membeli sopi. Sepulangnya mereka, MT memaksa Gusti harus turut mengambil bagian dalam perjamuan minum minuman keras bersama mereka, tapi dijawab oleh Gusti bahwa ia tidak biasa minum.

Setelah selesai ketiga preman kampung menghabiskan isi botol, MT mengeluarkan kalimat bahwa saya mabuk atau tidak tetap saya harus pukul kamu karena saya dendam kamu sudah lama. Mendengar itu, istri Gusti pun datang mendekati Gusti sang suami.

Kedatangan istrinya Delvi Banunaek, bersamaan MT melepaskan pukulan kearah Gusti, namun Gusti secepat kilat menghindar sehingga pukulan sang jagoan kampung mengenai belakang kepala Delvi sehingga membuatnya jatuh tersungkur.

Suara teriakan Delvi membahana memecahkan suasana sehingga didengar oleh para tetangga dan membuat mereka berlari datang untuk memberikan bantuan sedapatnya untuk bisa melerai mereka.

Merasa pukulan pertama gagal mengenai lawan, maka ia memasang kuda-kuda bagaikan jagoan kungfu yang ada dilayar TV dan ia dengan gerakan kungfu ia melontarkan pukulan susulan, tapi nasib berkata lain, karna jarak pukulan dengan sasaran terlalu jauh sehingga pukulannya tak sampai dan akibatnya sang jagoan jatuh.

Merasa malu, ia bangkit lagi dengan memegang 2 buah batu tapi alhasil seorang bapak yang kebetulan berada dekat dengannya langsung memeluk erat sembari menyuruh Gusti dan istrinya cepat menghindar pulang kerumahnya.

Setiba di rumah, Gusti menceritakan kejadian tersebut kepada orangtuanya, dan orangtua Gusti pergi dengan maksud mau mempertanyakan pokok permasalahannya tapi apa yang terjadi di sana. Ia disambut oleh si preman dengan kursi yang diarahkan kepadanya tapi masih bisa diselamatkan oleh para tetangga yang masih berada di lokasi.

Merasa rencananya tak kesampaian, maka ia melontarkan kalimat-kalimat umpatan yang tak pantas ia keluarkan terhadap orang yang usianya sudah uzur.

Saat ditemui oleh awak media dirumahnya, Sabtu (19/11/2022), kenapa tidak secepatnya kejadian itu di laporkan ke pihak Polisi, namun bapak dan anak itu mengatakan pihak RT masih berusaha untuk menyelesaikan.
“tiga orang itu sudah tiga kali di panggil untuk kami selesaikan tapi mereka tidak mau datang.” Kata Gusti dan bapaknya

“tapi kalau ketiga orang itu masih berkeras, maka terpaksa saya laporkan ke Polisi, karena kerja saya sehari-hari dijalan raya yaitu Sopir travel,” tutup Gusti.

(Roy Saba)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *