Rehab Pustu Jelantik Diduga Janggal, Disinyalir RAB Tak Sesuai Faktual!!

Lombok Tengah  – jurnalpolisi.id

Pembangunan rehabilitasi Puskesmas Pembantu ( Pustu ) Desa Jenggik Kecamatan Jonggat Lombok tengah diduga banyak kejanggalan.

Asumsi tersebut dikuatkan dengan pernyataan salah seorang pelaksana inisial pak ” Ay “, saat dijumpai tim media yang lakukan pemantauan ke lokasi.

” Kami dikontrak harian, kalau ditanya anggaran total kami tidak tau,” beber Ay.

Yang pasti, cetus Ay, alokasi RAB tidak sesuai fakta dilapangan. Menjadi serba salah jika harus ikuti RAB.

” Sudah saya laporkan ke konsultan, tapi dia sendiri mengaku tidak tau cara ambil gambar, apakah hanya dilihat dari luar atau cek langsung ke dalam ruangan,” keluhnya.

Secara spesifik, Ay menguraikan, mulai dari pemasangan atap, menggunakan bahan yang sudah ada, kondisinya sudah rapuh tidak layak pakai. belum lagi kayunya sudah bubukan.

Belum lagi kusennya juga parah. Hanya dianggarkan 2 buah kusen pintu saja diganti dikamar mandi dan bagian depan.

” Kusen dan jendelanya nyambung, padahal harus dibongkar semua, tapi nanti bisa-bisa temboknya roboh, akhirnya terpaksa hanya pintu saja di rubah dengan cara disambung, itupun penuh konsekuensi, ” hendusnya.

Belum lagi bicara platform. Di RAB hanya dibiayai bagian dalem, tapi pelaksana proyek kerjakan full sampai ke luar. Jumlah platfon ditambah jadi 75 meter persegi.

Tim media pun coba buktikan sendiri, ternyata benar, sekedar dicongkel sedikit saja, kayu jendelanya sobek dan terbelah.

Lalu Rona Sagar Kontraktor dari CV. Meteng Jaya mengklarifikasi memang kondisi kusen dilapangan sudah banyak yang lapuk tetapi karena keterbatasan anggaran maka hanya 2 kusen pintu dan satu kusen jendela yang masuk di RAB. Begitu juga dengan daun pintu hanya 6 buah diganti sedangkan kondisi pintu rata-rata sudah rusak sehingga kami berinisiatif untuk mengganti hanya bagian yang rusak saja untuk kusen yg tidak ada di RAB.

Lebih jauh, diurai, yang di RAB adalah ganti kap yang rusak, usuk, reng ganti baja ringan, genteng lama dicat dan dinaikkan kembali, plafond ganti, cat plafond, cat tembok dan cat kusen, pintu dan jendela. Plafondnya dalam saja.

” Kami bekerja sesuai anggaran, tapi gak tau detailnya berapa, setau saya totalnya kisaran 90 jutaan lah,” beber Rona.

Diklaim, kalo masalah anggaran dan perubahan item kontrak bukan ranahnya, ia hanya bekerja berdasarkan gambar dan Rab yg ada dikontrak.

Sementara, Mariadi Kepala Desa Jelantik menapik simpangsiur informasi yang berkembang.

” Saya sudah komunikasi dengan kontraktornya, jika memang ada kejanggalan untuk segera di perbaiki,” intruksinya.

Ditanya siapa PPK nya, ia bergeming, berdalih posisinya sudah jadi keterwakilan.

Berkaca dari keberadaan Pustu, Faskes ( Fasilitas Kesehatan ) di Desa Jelantik, kata Mariadi, secara umum sudah tergolong memadai.
Sebelumnya memang, angguknya, Pustu tidak beroperasi maksimal. Bangunannya juga seperti tidak layak huni, makanya mendapat Rehab. Diantara faktor lainnya, pilihan tempat berobat sekarang banyak, masyarakat menyebar. Ada yang ke puskesmas Puyung atau Ubung. Belum lagi merujuk ke Klinik atau praktik Dokter.

Kedepan, dia akan upayakan, ada sinergi yang solid antara Pemdes dan Pustu. Diharap, pelayanan total, bila perlu buka 24 jam. Sehingga ada yang tetap menempati.

” Sebagai bentuk peran Pemdes, mungkin nanti kami bantu buatkan berugak supaya ada kursi tunggunya,” janji Mariadi. (Tiem KJLT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *