Jelang 2 Tahun Duet Musa-Dito Gagal Benahi Pasar BJP
Lampung Tengah – jurnalpolisi.id
Sepertinya masyarakat tidak terlena dengan kegiatan seremoni yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Tengah (Lamteng), yang dinilai masih berkutat pada kepentingan pencitraan tokoh.
Faktanya, menjelang dua tahun kepemimpinan pasangan Bupati dan Wakil Bupati (Wabup) Lamteng, Musa Ahmad – Ardito Wijaya, gerak pembangunan infrastruktur dan perekonomian masyarakat, belum beranjak dari start awal, hal ini dapat dilihat jelas oleh masyarakat.
Seperti dikatakan salah satu Perwatin Adat Kampung Terbanggi Besar, Zainer Alfath Subing gelar Suttan Isun, atau yang akrab disapa Iqbal menilai, bahwa duet Musa – Dito memimpin Lamteng hingga tahun kedua masih dianggap gagal, baik secara fisik bangunan infrastruktur maupun grafik ekonomi masyarakat.
Ditambahkan Iqbal lagi, bila ditilik secara cermat, pergerakan ekonomi masyarakat sedang dalam masa sulit, setelah pandemi Covid-19 yang membuat usaha terpuruk, kini pemerintah malah menaikkan harga BBM yang otomatis membuat harga-harga dan jasa transportasi kembali melambung tinggi.
Sayangnya, kondisi perekonomian masyarakat yang sudah demikian terpuruk, tak juga ada sentuhan langsung dari pemerintah daerah, yang dapat memberikan solusi dengan cepat, sehingga masyarakat petani dan pedagang tidak terlalu lama meradang.
Sebenarnya, imbuh Iqbal, pemerintah daerah dapat menyelamatkan perekonomian masyarakat, dengan cara membenahi kondisi pasar tradisional dan pasar daerah. Saat ini satu-satunya pasar daerah yang dapat diandalkan adalah pasar Bandarjaya Plaza (BJP), bahkan pasar tersebut jadi urat nadinya perekonomian masyarakat.
“Seperti kita ketahui, pasar adalah jantungnya perekonomian dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), yang saat ini menjadi konsen pemerintah pusat. Namun sepertinya Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Lamteng tidak cakap menangani hal tersebut. Tidak salah, bila masyarakat menilai pemerintah daerah gagal melakukan peningkatan perekonomian dan pengembangan UMKM di Lamteng,” ulas Iqbal.
Iqbal mencontohkan, untuk menilai pemerintahan Musa-Dito gagal, dapat dilihat dari semakin terpuruknya kondisi bangunan pasar BJP dan pengelolaannya. Saat ini gedung pasar tersebut terlihat kusam dan banyak kerusakan, pengelolaannya juga carut-marut tak keruan, sehingga pedagang resah dengan berbagai persoalan.
Padahal, tambah Iqbal lagi, kalau saja Pemkab Lamteng mau memperbaiki kondisi pedagang dan menata dalam ruang pasar BJP, di terminal angkot yang terletak di belakang pasar BJP telah berdiri bangunan Pasar Rakyat hibah dari pemerintah pusat. Namun terbukti bangunan yang konon bernilai Rp5 M. lebih, justru mulai banyak kerusakan karena tidak dipergunakan dan dirawat.
“Dulu Bupati Andy Achmad mampu mendatangkan investor dari luar daerah, untuk membangun pasar Bandarjaya yang becek dan kumuh dirubah jadi pasar modern, dengan nilai investasi mencapai Rp90 M., Padahal saat itu kondisi perekonomian belum stabil pasca reformasi 1998. Tapi seorang Andy Achmad mampu berbuat, karena dia berfikir kedepan untuk kepentingan masyarakat,” kenang Iqbal.
Berganti kepemimpinan, Kabupaten Lamteng yang berjuluk Bumi Beguwai Jejamo Wawai dipimpin Bupati Pairin – Mustafa, kembali mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat berupa bangunan hibah senilai Rp5 M., untuk membangun Pasar Rakyat guna menampung pedagang kaki lima (PKL), yang memenuhi koridor utama pasar BJP dan di jalan-jalan utama.
“Meskipun pembangunan pasar rakyat tersebut jauh dari ekspektasi, tapi setidaknya para pemimpin saat itu memiliki rencana pembangunan yang jelas, terbukti adanya bukti fisik bangunan gedung,” katanya.
Jika dilihat kondisi didalam pasar BJP, seperti tidak terawat dan terurus, menurut Iqbal tidak semata-mata kesalahan Dinas Perdagangan dan UPTD pasar, namun juga kesalahan Bupati dalam menempatkan orang-orang yang tidak kompeten dibidangnya, serta tidak ada evaluasi dan pengawasan dari bupati maupun DPRD dalam pembenahan Pasar.
“Saat ini kondisi pasar sangat lesu, banyak kios yang tutup, tapi tidak ada langkah nyata dari UPTD Pasar sebagai pihak pengelola untuk berusaha merawat dan meramaikan Pasar dengan kegiatan-kegiatan positif yang dahulu sering dilakukan saat BJP masih dikelola oleh PT. Kitita Alami cetus Iqbal *( Sudarmono)