Ahmad Doli Kurnia: Jika HMI Mati Maka KAHMI Dipastikan Juga Mati
Ket. Foto: Presidium KAHMI Pusat Dr H Ahmad Doli Kurnia Tandjung (Kanan) saat bersama Presidium MD KAHMI Aceh Timur
BANDA ACEH – jurnalpolisi.id
Presidium Pusat Korps Alumni HMI (KAHMI) Dr H Ahmad Doli Kurnia Tandjung SSi MT mengatakan, Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) harus tetap hidup dan mengalir seperti layaknya mata air yang jernih, dan dapat membawa keberkahan bagi ummat dan bangsa. Nemun menurut politisi nasional ini, jika HMI itu mati maka, KAHMI dapat dipastikan juga akan mati.
“Kita harus sadar betul bahwa KAHMI ini ada karena adanya HMI, tidak mungkin KAHMI itu lahar tanpa adanya HMI. Nah, kalau kita bangga dengan KAHMI dan harus tetap menjaga eksistensi HMI,” kata Ahmad Doli Kurnia Tanjong, saat membuka Musyawarah Wilayah (Muswil) Majelis Wilayah KAHMI Ke VI di Amel Convention Hall Banda Aceh, Minggu (25/9/2022), malam.
Oleh sebab itu, jika HMI diumpamakan sebagai sumber mata air, tambah Ahmad Doli Kurnia Tanjung, maka kemurnian sumber mata air harus dijaga dengan baik mulai dari hulu sampai ke hilir, agar tetap murni dan tidak boleh dikotori.
Sebelumnya, Presidium Majelis Wilayah KAHMI Aceh Zulfikar Lindan pada sambutannya menuturkan, Muswil KAHMI Aceh sebenarnya ajang silaturahmi para mantan kader HMI yang ada di Aceh, untuk itu ia berharap agar kekompakan harus tetap dijaga.
“Potensi yang paling besar yang harus dimiliki adalah kekompakan. Dengan ada kekompakan adanya rasa sayang, dengan ada kekompakan adanya rasa cinta, dan dengan adanya kekompakan itu juga maka, gedung KAHMI juga telah berhasil kita bangun,” ujar Zulfikar Lindan.
Bang Jol, sapaan akrab Zulfikar Lindan ini juga meminta kepada keluarga besar KAHMI yang ada di Aceh ini untuk tetap memupuk rasa persaudaraan, dan persatuan. “Jangan sampai kita terpecah belah sesama Alumni,” harap Zulfikar.
Begitupun, gedung KAHMI Aceh yang telah selesai dibangun beberapa waktu lalu itu, Zulfikar meminta agar dapat dirawat dengan baik sebagai tempat berproses berbagai kegiatan intelektual yang dilaksanakan oleh KAHMI maupun HMI.
Sementara itu Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki dalam sambutannya yang dibacakan oleh Asisten l Sekda Aceh Iskandar AP MSi mengatakan, pengkaderan adalah simbol pembinaan dan keberlanjutan organisasi.
Menurutnya, tidak ada satupun organisasi yang kuat tanpa memiliki sistem pengkaderan yang baik. “Dalam hal pengkaderan ini, tak bisa disangkal lagi bahwa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah salah satu yang terbaik.
Terbukti, sejak berdiri tahun 1947, HMI tetap mampu menunjukkan jati diri sebagai organisas mahasiswa yang selalu diperhitungkan di negeri ini,” kata Iskandar.
Ia menambahkan, Loyalitas anggota HMI terhadap organisasinya tidak perlu diragukan lagi. Meski sudah tidak lagi merjadi anggota HMI, para alumni HMI itu masih aktif membangun kebersamaan dalam sebuah wadah yang disebut Korps Alumni HMI atau disingkat KAHM.
Hal ini menunjukkan bahwa mereka yang pernah aktif di dalam HMI tidak akan pernah lekang termakan zaman, tidak pernah surut oleh usia, dan tidak pernah pudar oleh pergantian rezim.
Tak mengherankan, jika gerak dan langkah KAHMI kerap mendapat perhatian banyak pihak, apalagi anggotanya tersebar di berbagai bidang, dan tak sedikit yang memiliki posisi penting dan terhormat di masyarakat, yang suara dan pendapatnya diperhitungkan oleh rakyat dan pemerintah.
Menjadi anggota KAHMI tambah Iskandar, berarti memiliki jaringan persahabatan yang kuat dan unik. KAHMI adalah wadah tempat berbagi pengetahuan, dari senior kepada junior.
Ia juga menyebutkan, sebuah melting pot dari sekian banyak potensi, yang sanggup menciptakan iklim sehat bagi semakin bertumbuhnya bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Salah satu anggota KAHMI yang secara signifikan mengangkat dunia keilmuan Islam dimata dunia, sebut Iskandar, baru saja meninggalkan kita semua.
“Beliau adalah Profesor Azyumardi Azra, anak bangsa yang mendapat gelar ksatria dari Kerajaan Inggris Raya karena sumbangannya yang sangat berharga pada ilmu pengetahuan. Semangat Sir Azyumard Azra menyebarkan Ilmu sungguh patut diteladani, pada tahun 2002, beliau memperoleh penghargaan dari Penerbit Mizan, Bandung, sebagai Penulis Paling Produktif.
Dalam tahun 1999 saja, ia meluncurkan enam buku tulisannya, atau rata-rata satu buku dalam dua bulan.
‘Ini adalah contoh luar biasa bagi para anggota KAHMI. Zaman boleh semakin maju, gawai boleh semakin canggih, namun membaca masih tetap menjadi kegiatan inteletual manusia yang paling dihormati. Karena itu, sebagai anggota dari sebuah perhimpunan kaum intelektual, sungguh tepat rasanya bila anggota KAHMI menjadi motor utama dari gerakar gemar menulis dan gemar membaca buku.
Menurutnya, pelaksaan Musyawarah Wilayah KAHMI ini adalah momen untuk memperkuat organisasi melalui pemilihan pengurus baru.
“Untuk itu, atas nama Pemerintah Aceh saya mengucapkan selamat bermusyawarah kepada segenap keluarga besar KAHMI Aceh. Semoga proses musyawarah ini berlangsung lancar, dan keberadaan KAHMI bisa lebih diperkuat di Aceh, sehingga tercipta organisasi yang kuat dan tangguh, yang mampu mendorong terjadinya perubahan yang semakin baik di daerah kita,” Pj Gubernur Aceh dalam pidatonya yang dibacakan oleh Iskandar.