FAKSI Desak Pemerintah Buka Seluruh Pantai Wisata Islami
Aceh Timur – jurnalpolisi.id
Kordinator Front Anti Kejahatan Sosial (FAKSI) Aceh, Ronny H, mendesak pemerintah, untuk membuka secara umum seluruh pantai, khususnya yang ada di Aceh Timur, yang dinilai potensial sebagai objek wisata islami dengan pengawasan super ketat.
” Kita mendorong pemerintah membuka semua objek wisata yang dinilai mampu mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar, terutama wisata pantai islami dan modern,” Kamis 5 Mei 2022.
Menurut Ketua Forum Pers Independent Indonesia (FPII) Provinsi Aceh itu, pantai di Aceh, khususnya di Aceh Timur sangat menarik dan terbukti berpotensi mengundang wisatawan dari berbagai daerah, bahkan dari luar Aceh.
” Pantai di tempat kita ini sangat bagus dan indah, buktinya pengunjung saat ini membludak, bahkan dari luar Aceh, pemerintah dan pihak swasta mesti cerdas menyikapi ini,” ujar putera Idi Rayeuk tersebut.
Ronny mengungkapkan, sebenarnya sudah sejak dulu banyak wisatawan yang tertarik berkunjung ke Aceh Timur, sehingga sudah sepantasnya kini objek wisata dibuka seluas – luasnya dan dikembangkan baik oleh pemerintah maupun pihak swasta.
Namun menurut Ronny, pembukaan pantai secara umum dan besar – besaran itu mesti tetap mendasari dirinya dengan konsep syariat islam dan kearifan lokal yang berlaku di Aceh, agar nantinya tidak berbenturan dengan ketentuan yang ada.
” Apapun ceritanya, kita mesti tetap berpegang teguh dan mendasarinya dengan konsep syariat islam dan kearifan lokal, jangan sampai kebablasan juga, sebab orang mau ke sini itu karena mau lihat apa yang disebut sebagai konsep islami, bukan wisata buka – bukaan atau telanjang bahkan berperilaku kebablasan di pantai misalnya,” ketus Ronny.
Dia mendesak pemerintah memfasilitasi segala hal yang diperlukan, hingga ke fasilitas pengamanan dan pengawasan super ketat, sehingga masyarakat tidak lagi diresahkan dengan potensi terjadinya maksiat di objek wisata.
Ronny mengungkapkan, praktek wisata pantai di Aceh Timur selama ini menurutnya sudah lumayan baik dan relevan. Dia juga mendorong pemerintah tetap konsisten pada aturan ketat dan tegas.
” Sejauh ini aman – aman saja, tentunya itu berkat pengawasan yang baik dari pemerintah dan masyarakat itu sendiri, sehingga hal – hal yang tak diinginkan dapat dihindari, tapi andai pun ada yang melanggar di pantai, ditindak tegas saja tanpa pandang bulu, sebab apabila pantai sampai ditutup lagi karena ulah seseorang, kan banyak orang bakal gigit jari,” ucapnya.
Selama ini Ronny menilai, ketertutupan pada sektor wisata di Aceh Timur di satu sisi telah terbukti merugikan daerah, karena justru masyarakat berkunjung ke objek wisata di luar Aceh Timur, bahkan luar Aceh.
” Di sini kita tutup objek wisata karena takut maksiat, tapi nyatanya ribuan orang malah ke Langsa atau daerah lainnya, bahkan ke luar Aceh, ke Medan ke Brastagi dan lainnya, kan rugi daerah seperti itu, masyarakat kan suntuk dan butuh hiburan juga, bukan pejabat saja yang butuh hiburan, lagian maksiat terbukti terjadi kebanyakan bukan di pantai, tapi bukan berarti kita boleh bebas – bebasan juga menabrak aturan ,” cetus pengkritik cadas itu .
Dia berharap kesadaran pemerintah dan seluruh elemen masyarakat terus meningkat terkait kesadaran wisata yang berpotensi berkonstribusi besar bagi kemajuan daerah, terutama di bidang ekonomi.
” Ya kita berharap pemerintah lebih optimal lagi mengembangkan dunia pariwisata, demi mengatasi problem ekonomi masyarakat, jangan duta wisata aja dipilih tiap tahun, tapi objek wisatanya enggak jelas, dan masyarakat juga diharapkan bisa berpikiran lebih terbuka soal konsep wisata islami dan menjaga keutamaan syariat islam sebagai konsep yang khas dan juga didambakan masyarakat di luar Aceh,” pungkas alumni Universitas Ekasakti itu menutup keterangannya.( Zn)