Diduga Akibat Salah Paham Dua Kelompok Warga Di Desa Mareje Kec. Lembar Nyaris Bentrok,
Lombok Barat (NTB) – jurnalpolisi.id
Berawal pada hari Minggu tanggal 1 Mei 2021 sekitar pukul 22.30 wita pada saat dilakukan pawai malam Takbiran telah terjadi ke salah pahaman antara beberapa pemuda Dusun Bangket Lauk dengan warga Dusun Pelah Desa Mareja Kec. Lembar Kab. Lombok Barat.
Diduga ke salah pahaman itu dipicu saat berlangsungnya pawai malam takbiran dengan mengambil start di depan kantor Desa Mareje menuju Finish Masjid Al Mujahiddin Dusun Pelah Desa Mareje. Namun sebelum sampai di titik Finish beberapa pemuda dari Dusun Bangket Lauk meledakan petasan dengan ukuran yang cukup besar tepat di depan kandang Sapi milik korban Sdr. Rahim alias amaq Runa (korban) yang merupakan Umat Budha.
Dengan adanya suara ledakan tersebut korban keluar rumah untuk menegurnya, akan tetapi diduga oleh oknum beberapa pemuda dari Dusun Bangket Lauk langsung memukulnya. Saat itu dapat di lerai oleh Bhabinkamtibmas dan Personil yang melaksanakan pengamanan di Desa Mareja dengan dibantu oleh Aparatur Pemeritahan Desa. Kemudian pawai Takbiran dilanjutkan kembali sampai di titik finish yang sudah ditentukan oleh aparatur pemerintahan desa dan kembali ke rumah masing-masing dengan tertib.
Korban menegur warga Dusun Bangket Lauk, dan memasuki kerumunan pawai sehingga terjadilah permasalahan pemukulan tersebut.
Atas kejadian tersebut, korban merasa keberatan dan mengharapkan adanya tindak lanjut Aparat Penegak Hukum (APH) untuk memberikan efek jera terhadap oknum para pemuda yang telah mengganggu ketertiban dengan telah meledakkan kembang api serta memukul korban dengan menempuh jalur hukum dengan melaporkan ke Polsek Lembar.
Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa korban yang didampingi Romo Nasib melaporkan secara resmi kejadian tersebut ke pihak kepolisian dengan tujuan agar dapat diproses mengingat toleransi antar umat beragama di desa Mareje sangat rukun dan damai. Namun saat itu Polsek Lembar belum bisa melakukan proses mediasi karena masih dalam suasana hari raya idul fitri 1443 H.
“Kejadian tersebut merupakan kesalah fahaman yang mana para pemuda yang melaksanakan kegiatan pawai merasa tidak terima ditegur ( pada saat meledakkan kembang api ) sehingga diduga terjadilah aksi pemukulan terhadap korban”
Atas pelaporan ke APH itulah yang membuat kelompok warga Muslim merasa kecewa
tanpa adanya usaha dari Pemerintah Desa dan Tokoh masyarakat untuk terlebih dahulu mengambil tindakan penyelesaiannya.
Pada malam Minggu setelah terjadi Pemukulan itu, situasi di Dusun Bangket Lauk kondusif terbukti dengan tidak adanya warga yang membahas hal tersebut. Namun keesokan harinya karena adanya aduan dari Umat Budha ke pihak Kepolisian itulah yang memicu anggapan warga kurang berperan nya Kadus dan Pemerintah Desa yang akhirnya memicu kemarahan warga.
Sementara itu warga masyarakat Dusun Ganjar intinya bahwa bagaimanapun kita di Desa Mareje adalah semua bersaudara tidak pernah mempermasalahkan terkait Agama. Untuk permasalahan ini harapannya pihak Kepolisian bisa menyelesaikannya. Sehingga tidak ada kejadian seperti ini lagi. Kedepannya Pihak Pemerintah, Tokoh Masyarakat dan Pihak Kepolisian untuk membuat regulasi/aturan untuk menghindari kejadian serupa.
Sebelumnya Wakapolres Lobar KOMPOL TAUFIK SIP, langsung turun menemui dan melakukan pertemuan dengan kedua kelompok perwakilan yakni dengan perwakilan tokoh umat Budha yang bertempat di Dusun Ganjar dan Tokoh Umat Muslim di Dusun Bangket Dalam, Desa Mareje, Kec. Lembar, Kab. Lobar, pada Selasa 3-5-2022,
Hadir dalam kegiatan tersebut yakni Wakapolres Lobar Kompol Taufik, S.IP, Kades Mareje H. muksin Salim, Sekdes Mareje Ramli Ahmad, S. Pd. Tokoh Budha Mareje Romo Nasib S.PB. Kasat Reskrim Iptu I Made Farma Yulia Putra, S.T.K, S.I.K. Kabag Log I ketut Sandiasa, SH. Kasi Propam Iptu I Nyoman Edi Astranata, Kapolsek Lembar Ipda Ketut Suriarta, SH., M.I.Kom. Kadus Ganjar Sadim, Kadus Nyompal Mar, Kadus Bangket Lauk Puguh Wirabakti, BPD Mareje Wagimin, Korban Penganiayaan Rahim als Amaq Runa dan Perwakilan warga Dusun Bangket Lauk.
Waka Polres Lombok Barat pada pertemuan dengan kedua perwakilan kedua kelompok itu menekankan bahwa Mediasi harus terselesaikan untuk mencari jalan keluar terbaik secepatnya untuk meminimalisir kejadian yang lainnya. Dari segi hukum Pihak Kepolisian bisa saja langsung memanggil dan memproses pengaduan/Laporan warga namun kita memikirkan situasi dan kekhawatiran tidak kondusifnya Desa Mareje.
Kedua Belah Pihak harus berfikir tenang dan dingin untuk pemahaman bersama bahwa penegakkan hukum adalah jalan terakhir.
Lebih lanjut Waka Polres Lombok Barat menjelaskan bahwa Permasalah Pemukulan yang terjadi Minggu Malam sejenak untuk di lupakan, saat ini kita fokus untuk bersama saling memaafkan di hari Idul Fitri ini. Saya bersama Kasat Reskrim Polres Lobar mengambil jalan Damai, dapat menggugurkan Laporan/Pengaduan itu. Mari bersama menjaga kondusifitas Desa Mareje untuk menjaga kedamaian antar umat beragama dan Kita semua adalah bersaudara.
Kami harapankan dengan kedatangan bersama Kasat Reskrim dan Kapolsek Lembar dapat meredam issue yang beredar dan kedepannya tidak adanya permasalahan yang sama terjadi lagi.
Ia berharap pada saat berdialog nanti untuk menghadirkan para Tokoh/Orang Tua yang di dengar untuk mewakili pemikiran masyarakat kedua kelompok yang bersaudara ini untuk kita duduk bersama mencari solusi penyelesaian yang terbaik.
Dan untuk warga masyarakat Desa Mareje diharapkan untuk memulai dari Keluarga dan sanak saudara mulai di tenangkan, hindari membuat status, Upload/menyebar luaskan di media sosial guna menjaga kondusifitas dan keamanan.
Kini kondisi didesa Mereje masih dalam pengamanan pihak Kepolisian yang sudah kembali normal, kondusif dan aman. (Tim jpn)