Tim Sholawatan Lailatul Qadar Gagal Tampil, Emak Emak Didesa Tebing Tinggi Sedih dan Kecewa.
Kerinci- jurnalpolisi.id
Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat dinantikan seluruh kaum muslimin dibulan suci Ramadhan, karena keberkahannya, seperti dikutip dari kitab suci Alquran bahwa malam tersebut diturunkannya Al-Qur’an.
Seirama dengan tradisi kuno Kerinci yang mengabadikannya sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan dan memiliki banyak keutamaan, diantaranya menjadi sarana silaturahmi antar sesama, dilaksanakan penuh kegembiraan karena bernuansa islami, berlandaskan iman dan taqwa kepada sang pencipta, tujuannya adalah mengagungkan kebesaran ilahi dengan cara bersholawat kepada Nabi Muhammad Saw, dan Ratib Rassibi, atau sering disebut Ratib Saman.
Diketahui penulis Ratib Rassibi yang rutin dilaksanakan ditempat terbuka, atau tertutup di Desa Tebing Tinggi Kecamatan Danau Kerinci Provinsi Jambi menjadi acara sakral dan sangat dinantikan seluruh lapisan masyarakat, pasalnya, Ratib Rassibi hanya dilaksanakan pada malam Lailatul Qadar, yakni sekali dalam satu tahun.
Namun kali ini acara rutin Ratib Rassibi Desa Tebing Tinggi diwarnai aksi tak enak, aksi Koboy diduga mantan Kepala Desa Tebing Tinggi mengancam panitia pelaksana untuk segera menghentikan acara tersebut karena ada dugaan acara sakral Ratib Rassibi sudah dirubah oleh panitia.
Panitia pelaksana yang meminta namanya dirahasiakan menceritakan kepada awak media ini bahwa acara sakral tersebut tidak pernah ada perubahan sedikitpun, hanya ingin menambah suara sound sistem agar lebih kuat dan terdengar nyaring, namun pihak Ninik mamak yang dimotori mantan Kades Tebing Tinggi, Ja’far, Periode 2008 – 2013 ngotot untuk tetap memberi sangsi kepada panitia agar segera menghentikan acara tersebut.
“Kami menduga acara ini sengaja dirusak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab karena kami duga tidak memiliki dasar hukum yang kuat, hanya mengandalkan surat yang tidak ada penanggung jawabnya, tidak kuat dimata hukum, baik hukum Negara maupun adat, karena dinilai dari azas dan manfaatnya adalah untuk orang banyak, khususnya warga Desa Tebing Tinggi,” ujar panitia pelaksana kepada awak media ini dilokasi kegiatan Kamis malam (28/4/22).
Wajah kecewa juga terpancar dari raut wajah emak-emak yang anaknya terpilih sebagai pelantun sholawat dalam acara ini yang gagal tampil pada acara sakral tersebut, diketahui sudah lama menyiapkan fasilitas kepada anak-anaknya yang bakal tampil, namun bahagia bertukar duka karena ulah Koboy oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Kami sangat kecewa karena anak-anak kami sudah latihan selama bulan Ramadhan, dan kami sudah menyewa perlengkapannya, seragam, dan makeup untuk mereka tampil malam ini,” ujar salah satu orang tua peserta sholawat dengan nada lirih dan sedih.
Terpisah, Mantan Kades Tebing Tinggi periode 2008 – 2013 Ja’far sekarang menjabat wakil Depati Parbo gelar Rio Laksano (Ninik Mamak) hingga berita ini ditulis tidak dapat dikonfirmasi wartawan terkait dasar hukum yang kuat dalam menghentikan acara sakral tersebut tidak bisa dikonfirmasi, pasalnya yang diduga bikin rusuh suasana acara rutin peringatan malam Lailatul Qadar di Desa Tebing Tinggi, Kamis (28/4/22).
Harapannya, panitia pelaksana berharap kepada masyarakat Desa agar berlapang dada dan tidak memperbesar persoalan, terkait gagal tampil anak-anak, dia juga berharap agar menjadi pelajaran bahwa kebaikan tidak semestinya baik dimata semua orang dan tidak pula berharap di balas secara terlalu berlebih lebihan.
(Tim/Mul)