Berita Lengkap BATAMAD Portal PT MPG, Potong Ayam Dulu Baru Patroli Polisi Boleh Lewat

Muara Teweh – jurnalpolisi.id Akibat tidak terpenuhi sidang adat Sebagaimana Surat Register Nomor: 02/tetap/III/2022 yang dilaksanakan di Betang Muara Teweh tertanggal, 21 Februari 2022 Atas sangketa lahan beberapa warga desa Karamuan,  Hingga pada hari Saptu, 19/3/2022 mulai sekitar Jm. 8 Pagi dengan dipimpin beberapa pengurus DAD dan Pimpinan BATAMAD Melakukan Pemortalan, Menutup Akses jalan menuju PT MPG Yang juga dilintasi oleh para masyarakat petani lokal yang menjual sawit ke Pabrik juga di lintasi oleh warga dari puluhan desa dalam wilayah Kecamatan Lahei Barat, Kabupaten Barito Utara, di Provinsi Kalimantan Tengah. Berdasarkan pantawan dari puluhan awak media juga media ini sekitar ratusan Anggota BATAMAD yang bertujuan mendatangi kantor PT MPG namun tertahan pada Pos I yang kebetualan ada Portal keamanan milik PT MPG, Sehingga seperti disampaikan seorang warga portal dimaksud bagaikan Keris tuan makan tuan kerna Portal tersebut lansung di duduki anggota BATAMAD yang dari pemandanganya ada terlihat  Puluhan angkutan Truk bermuatan sawit milik warga harus mogok parkir tidak bisa melintas di lereng gunung dan ada juga yang bermuatan Cangkang Sawit dari dalam tidak bisa keluar. Seorang Perempuan yang akrap di panggil Bu Patimah Bagan dengan didampingi beberapa orang rekan-rekanya setelah datang seusai mencari kepastian pengakuan PT MPG  yang dipasilitasi oleh pihak kepolisian mengumumkan, “Bahwa PT MPG Tidak bersedia membayar denda adat, mereka hanya bersedia membayar untuk kegiatan ritual Tiwah, Sesuai dengan kesepakatan dengan DAD, BATAMAD dan Para Penuntut kita sepakat akan tinggal disini sampai adanya kesepakatan susulan, Lalu dengan semangat beliau suarakan “BATAMAD SATU KOMANDO” Supaya tetap dipimpin oleh Bpk. Hertin Kilat, ucapan Semangatnya Hal yang sama diumumkan oleh Hertin Kilat selaku Pimpinan BATAMAD juga mengumumkan, “Bahwa PT MPG Hanya menyanggupi pemenuhan untuk ritual adat dengan menyediakan Sapi, Babi, Ayam, Kambing, tetapi tidak bersedia untuk memenuhi sepenuhnya putusan peradilan adat, oleh kerna itu kami anggap mereka tidak beradat kerna ini adalah putusan dari lembaga adat,” Terangnya. “Karena tidak tercapainya putusan, sebagaimana yang sudah disampaikan maka kita akan melakukan langkah kita sendiri, dengan meminta kesepakatan persetujuan dari 3 komponen yaitu 1. Para Pendawa, 2. BATAMAD, 3. DAD. Yang menjadi komitmen kita menutup aktipitas perusahaan sementara, setelah disetujui oleh berbagai pihak yang hadir. Hertin lansung mengumumkan bahwa kita menutup total semua akses keluar masuknya aktipitas perusahaan hinga ada 2 Portal penutupan yang lain juga di akses jalan Km 41 Tutur Hertin Kilat  melalui pengumumanya. Pada sebelumnya sekitar pukul 14.57 Wib. Sebuah mobil  Inova milik kepolisian setempat beserta beberapa orang anggota melewati Portal hingga menciptakan suasana sedikit memanas karena tanpa laporan ke beberapa orang anggota BATAMAD yang menjaga Portal besi milik PT MPG yang dipasang tanda adat daun Sawang merah tetapi belum ada di ritualkan pada saat sebelumnya. Beberapa orang anggota kepolisian terus meredamkan kemarahan orang anggota BATAMAD dengan minta maap dan menjelaskan bahwa semua anggota kepolisian dalam satu Surat Perintah (Seprin) Keamanan, “Yang melintas tadi kerna terburu-buru habis melayani percepatan Vaksinasi kerna Wilayah kecamatan ini adalah kewenangan beliau hingga beliau tergesa-gesa melintas,” Terang seorang anggota kepolisian lainya Setelah mempersilahkan sebuah mobil Picup yang membawa seseorang yang sedang hamil, Kemarahan beberapa orang anggota BATAMAD saling memicu sehinga hampir terjadi insiden dengan seorang Satpam PT MPG yang yang diminta membuka gembok portal kenderaan khusus roda 2 dan mengonci mati potal khusus buka jalan disebelahya, hingga ada beberapa orang yang mengatakan polisi tidak beradat dan 2 orang meminta menembaki kepalanya  yang seolah-olah menunjukan kekebalan sehingga kejadian tersebut membuat 1 buah mobil Patroli dan beberapa buah mobil anggota lainya tertahan yang pada ahirnya hingga Pukul 19.45 WIB (malam) baru boleh dilewatkan setelah potong ayam berbulu merah sesuai permintaan anggota Batamad yang disetujui oleh pimpinanya Hertin Kilat dan Bu Patimah Bagan hingga ayam di sembleh dan di ritualkan di tengah jalan lalu dengan diperiksa ketat sekalipun lambat dalam keadaan lapar harus menunggu lagi beberapa anggota BATAMAD memeriksa pada 5 buah mobil kepolisian takutnya ada karyawan perusahaan yang menumpang diselipkan. Dengan dibuntuti 2 buah truk dan 2 Picup milik masyarakat yang ikut tertahan dari pagi sampai kelaparan, Kami sempat kelaparan sekali tutur seorang yang mengaku Sopir Truk angkut Cangkang sawit milik pak H. Jawawi. “Bi Jam 8 yaku balau banar bang tuh mimbit Trak Pak Haji Jawawi” terangnya dengan Bahasa Dearah, yang artinya dari Jam. 8 pagi saya tertahan hingga malam ini kelaparan. Kata seorang sopir, meminta supaya truknya juga boleh dilewatkan setelah ritual potong ayam, Sedangkan puluhan truk lainya milik warga yang bermuatan buah sawit Petani Lokal ingin menjual sawit setelah beberapa Jam menunggu harus balik kanan dengan muatanya, “Awe ha deanrei hampe sanai lau kunau ti, nawe ha gawi re de nutup akses usaha masyarakat lokal, malah sebalikne prusahaan aman bagawi te huang nai.” Kata seorang sopir dari desa Ipu dengan bahasa daerah yang artinya, Kenapa kegiatan malah menutup akses masyarakat yang hari-hari melintas jual sawit sedangkan prusahan malah semakin aman mereka bekerja di dalam. Ujar Loli Sekitar Pukul 22.30 Dini hari, Hertin Kilat kembali mengumpulkan semua anggotanya dengan menyampaikan, “Setelah mendapatkan telp dari Pak Wakil Bupati yang informasinya beliau di telpon Pak Bupati meminta kita segera membubarkan diri karena membuat Barito Utara ini tidak kondusif, terkait tindak lanjut masalah kita akan di undang besok pada hari Senin di Kantor PEMDA, Oleh kerna itu saya selaku pimpinan berharap kita mengikuti petunjuk dan segera membubarkan diri pinta Hertin pada semua anggotanya yang juga kembali sempat menuai protes, Kenapa memortal belum ada pengakuan kok sudah bubar sendiri kata puluhan orang yang tidak sepaham hingga  dengan menelpon kembali ke kontak Wabup untuk minta dibantu dana sejumlah 2 Juta untuk membeli perlengkapan rutual yang akhirnya setelah ritual sebelum Jam 08.00 WIB Pagi Semua anggota sudah membubarkan diri dengan menunggu undangan penyelesaian di Pemda.” Berita ini dinaikan sesuai pantauan lapangan oleh media jurnalpolisi.id barito utara (Hsn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *