Kisah Inspiratif : Buah Sabar “Bang Leman” Menabung Dengan “Celengan” Sampai Ketiga Anaknya Jadi Pengacara
Oleh : Kasmidi Panjaitan, S.IPPenggiat Jurnalistik dan Aktivis Lembaga Komunikasi Dan Advokasi Aceh Timur (LEKAAT) Aceh Timur – jurnalpolisi.id Tiada kebahagiaan yang luar biasa bagi setiap orang yang memiliki kehidupan sederhana sejatinya ia mampu menghantarkan anak-anak berhasil menempuh pendidikannya sampai ketingkat Sarjana. Kebahagiaan yang bersumber dari kepuasan tersebut dinikmati oleh seorang Abah panggilan khusus anak-anaknya didalam keluarga. Akan tetapi dalam kesehariannya oleh para tetangga dan sebagian masyarakat didesanya akrab dipanggil nama sebagai “Bang Leman” dan sebenarnya memiliki nama lengkap T.Sulaiman. Berawal, saat melihat tayangan dibeberapa media terkait dua puluh Advokat Aceh yang tergabung dalam Perhimpunan Advokat Indonesia – Suara Advokat Indonesia (PERADI-SAI) mengikuti sidang luar biasa serta pengambilan sumpah oleh Pengadilan Tinggi di Banda Aceh pada 2022 lalu. Dua diantara dua puluh advokat yang disumpah tersebut adalah puteranya Bang Leman. Ketertarikan penulis ini dilatarbelakangi oleh sebuah amatan bahwa sangat jarang ditemui sebuah keluarga memiliki anak yang sebagian besar berprofesi sebagai Advokat (Pengacara). Sehingga menurut penulis, kisah singkat ini sangat indah untuk diangkat, serta bertujuan agar menjadi inspiratif bagi masyarakat dan bagi para orang tua Aceh Timur khususnya.Adalah warga Dusun Amiruddin, Desa Tanoh Anou Kecamatan Idi Rayeuk. Kabupaten Aceh Timur. Bekerja sebagai buruh jasa angkutan barang roda tiga yang dikenal dalam persatuan sebagai ATRT (Aceh Timur Roda Tiga) sejenis becak bermesin yang beroperasi di pusat kota Idi Rayeuk. Saat menjumpai Bang Leman yang kebetulan sedang duduk disebuah warung kopi depan rumahnya, sore itu hari Rabu 2 Februari 2022. Penulis menyapa dan mulai memancing pembicaraan dengan santainya, namun Bang Leman tak menyadari perbincangan itu sengaja penulis rekam melalui handphone yang tersimpan disaku kiri penulis. Suasana warung yang sedang lengang tampak hanya ada beberapa orang konsumen sedang duduk sambil menyeruput nikmatnya secangkir kopi. Terdengar iringan musik mendayu ditambah lagu tempo dulu pula, bincang-bincang kami semakin serius dan fokus. Tampak Bang Leman menceritakan alkisah perjalanan kehidupannya bak air mengalir tanpa jeda walau hanya sedikitpun. Sangat terkesan dan selalu terngiang dalam ingatan saat Bang Leman meyakinkan moto hidupnya kepada penulis. “Hidup ini harus Saya jalani dengan tulus serta ikhlas dan dengan keringat Saya mencari rezeki yang halal demi keberhasilan pendidikan anak.” Moto hidup tersebut membuat penulis terkesan dan terharu. Mengawali profesi sebagai buruh jasa angkutan barang pada saat itu tahun 1999, manakala anak tertua Bang Leman masih duduk di bangku kelas 1 pada SMA Negeri 1 IDI. Saat itu pula l ia mulai merencanakan manajemen keuangan sebagai antisipasi bila suatu saat anak membutuhkan biaya pendidikan sampai perguruan tinggi yang lumayan besarnya. Terapan manajemen keuangan yang dilakukan Bang Leman sangatlah sederhana namun menurut penulis sangatlah penting, berarti dan menentukan target keberhasilan bila kita lakukan dengan serius. Cara Bang Leman adalah Menyimpan atau menabung uang kedalam sebuah wadah yang memiliki lubang kecil biasa dikenal masyarakat Aceh sebagai “Celengan “. Menurut Bang Leman cara itu sangat sederhana dan simpel. Tak membutuhkan birokrasi dan administrasi bila baik dalam menyimpan maupun dalam menarik uang bila sewaktu waktu dibutuhkan. Dipagi hari Bang Leman berangkat bekerja mengais rezeki, saat sore hari selesai bekerja dan sesampai di rumah saat itu pula dengan nalurinya berjalan menuju “celengan” kemudian Bang Leman memasukkan sebagian uang yang diperolehnya kedalam “celengan” dan sebagiannya lagi untuk kebutuhan sehari-hari. Begitulah ia Iakukan secara konsisten dan disiplin dalam menabung setiap harinya. ” Saya hanya lulusan SMP, jangan sampai anak saya mengikuti jejak saya yang hanya lulusan SMP. Cita-cita saya adalah anak saya harus berhasil dalam pendidikannya sampai ke perguruan tinggi.” Alhamdulillah ALLAH selalu memberikan kemudahan rezeki kepada Saya. Sehingga tiga orang putera Saya yang ketiga tiganya menjadi Sarjana Hukum. Malahan anak tertua Saya sudah Master Hukum. Alhamdulilah” begitu ia bersyukur dan menunjukkan tekatnya. Dikala anak tertua yang diberi nama T.Yusrizal mulai menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi, tepatnya di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Bang Leman sudah mulai merasakan betapa besarnya manfaat “Celengan” yang telah terbiasa dilakukan setiap hari selama bertahun tahun lamanya. Dapat dibayangkan, tentu dibutuhkan biaya yang tidak sedikit dalam menempuh pendidikan di tingkat Perguruan Tinggi belum lagi biaya-biaya pendukung lainnya. Namun, Ia tak pernah merasa mengeluh, bila anak membutuhkan biaya kuliah. Bahkan berhutang pun tak pernah dilakukan, karena jauh jauh hari telah dipersiapkan dengan terencana, terarah dan sistematis. Telepon genggam Bang Leman berdering tanda anak butuh kiriman, keesokan harinya Bang Leman pergi ke pasar membeli celengan baru. Celengan lama dibelah dan sisanya dimasukkan ke celengan baru begitulah yang dilakukan Bang Leman berulang-ulang saat akan mengirim kebutuhan biaya anak kuliah. Manajemen ini selalu digunakan dan tak pernah berubah sampai ketiga anaknya berhasil menyandang gelar Sarjana Hukum. Kiat Bang Leman dalam mewujudkan keberhasilan Pendidikan anaknya bukan hanya ditentukan oleh manejemen keuangan saja namun ditambah dengan didikan nilai-nilai relegius . Hal ini dibuktikan dengan anak kedua Bang Leman mampu menjadi imam sholat dimesjid-mesjid baik dimesjid kampus maupun di mesjid umum di luar kampus. Pilihan profesi ketiga anak Bang Leman menjadi Advokat bukanlah arahan atau kemauan Bang Leman, tapi itu pilihannya anaknya sebagai pengabdian membantu orang yang membutuhkan. Dibalik keberhasilan ketiga puteranya yang berprofesi sebagai Advokat, tersirat amanah dan harapan mulya Bang Leman kepada ketiga puteranya tersebut. “Saat anak tertua saya yang bernama T.Yusrizal, SH.,MH pertama kali menjadi Advokat, saya berikan nasehat bahwa dengan profesi sebagai Advokat harus benar benar membantu masyarakat yang membutuhkan, terlebih lagi utamakan membantu kepada orang orang yang tidak mampu . Karena orang-orang yang tidak mampu itulah yang akan mendoakan keselamatan dan kesuksesan kita. Nasehat itu selalu saya ucapkan termasuk kepada kedua adiknya yang sudah menjadi advokat yang baru baru ini disumpah oleh pengadilan tinggi. Ungkap Bang Leman kepada penulis. Disisi lain, sosok sederhana dan bersahajanya Bang Leman tercermin dalam kesehariannya. Dalam sosialisasi dan interaksi sosialnya , Bang Leman sangat supel sehingga dikenal banyak orang. Banyak dimintai pendapat sebagai solusi dalam berbagai persoalan dI masyarakat maupun untuk kepentingan desa. Tak berlebihan bila ia juga dianggap sebagai tokoh di Desa Tanoh Anou. Penulis angkat sebagai bentuk penghargaan kepada Bang Leman yang telah menjadi pahlawan bagi keluarga sekaligus menjadi pahlawan bagi anak-anaknya. Menjadi ispiratif bagi masyarakat dalam mewujudkan hakikinya “Pendidikan bagi anak”. Semoga bermanfaat…amiiin yaa rabbal ‘alamin.