Pakar Psikologi Apresiasi Pengiriman Polwan Untuk Pemulihan Trauma Korban Bencana Semeru

SEMARANG – jurnalpolisi.id Keberangkatan tim Polwan Polda dalam rangka trauma healing korban bencana Semeru mendapat apresiasi dari pakar psikologi, Indra Dwi Purnomo. Menurutnya langkah yang dilakukan Polda Jateng itu membanggakan dan sangat tepat dilakukan pada saat ini. Sebagaimana diketahui Polda Jateng mengirimkan 85 personil termasuk diantaranya 36 polwan untuk membantu pemulihan pasca bencana termasuk indentifikasi korban meninggal serta pemulihan trauma bagi pengungsi akibat letusan gunung Semeru. Tim yang diberangkatkan ke Lumajang Jawa Timur itu, diketuai Kabiddokkes Kombes Pol Sumy Hastry Purwanti. Menurut Indra pemulihan stres bagi korban bencana harus cepat dilakukan agar kondisi psikologis korban tidak makin parah. Saat ini para korban berada pada tingkat acute stress traumatic disorder atau gangguan stres akut akibat trauma. “Pemulihan trauma secara cepat bisa menghindarkan mereka agar terkena gangguan stress pasca trauma. Pertolongan pertama psikologis ini dilakukan untuk menstabilkan kondisi psikologis warga terdampak bencana khususnya wanita dan anak-anak,” ungkap dosen psikologi Unika Soegijapranata ini. Indra yang juga aktivis pemulihan korban bencana ini juga menyampaikan keberadaan polisi di lokasi dalam rangka evakuasi, distribusi bantuan dan trauma healing amat membantu pemulihan psikologis korban bencana. “Para korban merasa terbantu dengan keberadaan Polri yang berada di lingkungannya. Secara psikologis amat terbantu,” tambahnya. Keberadaan para polwan sebagai konselor pemulihan trauma amat tepat, terutama karakter wanita yang cenderung komunikatif dan mudah mudah berempati pada korban terutama anak-anak. Keberadaan polwan yang simpatik dan terbuka juga amat membantu pemulihan kepercayaan diri dan mencairkan suasana, pada pria maupun wanita. “Anak-anak juga harus segera beraktivitas, entah itu bermain atau diberikan pelajaran. Itu amat membantu pemulihan Psikologisnya,” jelas Indra yang juga mengajar psikologi forensik di Akpol Semarang ini. Indra menambahkan, korban bencana biasanya rentan akan suara gemuruh atau sirine. Keberadaan polwan di lokasi bencana, harus mencerminkan sosok humanis menanggapi kondisi psikologis korban yang rentan. “Kami berharap tim berada disana untuk waktu minimal sebulan, karena itu masa paling singkat untuk pemulihan trauma. Hindari suara gaduh seperti suara sirine dan sebagainya. Kami harap nantinya ada warga lokal yang dikader untuk menjadi pelaksana trauma healing disana,” saran Indra. Menanggapi komentar Indra Dwi Purnomo, Kabidhumas Polda Jateng Kombes Pol M Iqbal Alqudusy menyatakan apresiasinya dan berharap pemulihan korban akibat letusan Semeru dapat terlaksana secara lancar. “Apa yang disarankan akan menjadi masukan besar bagi Polda Jateng dalam penanganan psikologis korban bencana. Intinya kami siap mengevaluasi kegiatan dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat,” tutupnya. (Pewarta : Arif JPN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *