KETUM APKINDO Melakukan Kunjungan Silaturahmi ke Desa Pulau Kampai

 Langkat – jurnalpolisi.id Ketua Umum Aliansi Pengusaha Kecil Indonesia (APKINDO) Pusat melakukan kunjungan silaturahmi ke Desa Pulau Kampai. Kedatangan Dewan Pimpinan Nasional (DPN) APKINDO beserta rombongan disambut hangat oleh Kepada Desa Pulau Kampai didampingi perangkat desa, tokoh masyarakat dan sejumlah masyarakat desa Pulau Kampai, Minggu (28/11/2021). Adapun agenda kunjungan pengurus APKINDO Pusat yang didampingi APKINDO Provinsi dan APKINDO Kabupaten Langkat antara lain, melakukan diskusi tatap muka bersama masyarakat di aula Kantor Desa Pulau Kampai, selanjutnya meninjau lokasi tanah hibah pertapakan SMA Negeri Pulau Kampai dan berziarah kemakam Keramat Panjang serta ke makam Mas Merah salah satu situs peninggalan sejarah dimasa abad ke-16 hingga abad ke-17 Masehi yang terletak di Dusun I Jl. Pelabuhan Desa Pulau Kampai. Kepala Desa Pulau Kampai Amir Husin mengucapkan terima kasih kepada Tim APKINDO beserta rombongan yang sudah meluangkan waktu berkunjung ke desa kami, dan tak lupa rasa hormat dan terima kasih kita ucapkan kepada Bapak H. Muhammad Sukardi yang sudah berpartisipasi turut mendukung program berdirinya sekolah SMA Negeri di Pulau Kampai dengan rela mengibahkan tanahnya lebih dari 2 hektar demi peningkatan sumber daya manusia yang lebih baik melalui pendidikan yang bermutu dan berkualitas dan ini perlu diketahui oleh masyarakat, ujar Kades Amir Husin yang selanjutnya beliau juga memaparkan secara geografis bahwa Pulau Kampai terletak di bagian utara selat malaka, sebelah selatan tepatnya Pulau Sembilan, sebelah barat Teluk Aru, dan sebelah timur Serang Jaya, luas wilayah Pulau Kampai ± 15.000 hektar dengan jumlah penghuni 1.197 kepala keluarga dan 4.700 jiwa yang terdiri dari beragam etnis seperti Melayu, Karo, Aceh, Jawa dan Tionghoa. Aktifitas sehari-hari dari penduduk ini 60% sebagai nelayan 40% sebagai petani di lahan persawahan, perkebunan kelapa dan kelapa sawit. Adapun penyebab keterlambatan pembangunan dibeberapa sektor di Pulau Kampai antara lain sarana pendidikan yang masih terbatas hanya sekolah SD Negeri, semetara satu SMP dan satu SMK Swasta kalau anak-anak mau sekolah SMA harus menyeberang ke Kecamatan Pangkalan Susu dan harus mengeluarkan biaya transportasi boat setiap hari, yang kedua belum adanya transportasi laut reguler bantuan dari pemerintah sehingga biaya angkut hasil pertanian dan perkebunan serta bahan material bangunan masih tergolong tinggi dan keterbatasan sumber pendanaan dari dana desa untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur jalan diseluruh pelosok desa Pulau Kampai. Oleh karena itu kami terus bermohon kepedulian dari pemerintah daerah, provinsi, nasional maupun kepada pihak-pihak yang peduli untuk kemajuan masyarakat pesisir Desa Pulau Kampai yang lebih baik, ujar Kades, sementara menyangkut adanya program pembangunan gedung sekolah SMA Negeri dari Kemendikbud RI kami serahkan selanjutnya kepada Ketua Umum APKINDO untuk memberikan penjelasan dan arahan kepada kami untuk melakukan persiapan serta langkah apa saja yang harus kami tempuh untuk selanjutnya, tandas Kades Pulau Kampai Amir Husin.Menanggapi antusiasme masyarakat tentang adanya program pembangunan Sekolah SMA Negeri tersebut, Ketua Umum APKINDO menyampaikan “sebenarnya masalah pendidikan bukan domain kami, karena APKINDO adalah wadah berkumpulnya para pengusaha kecil dan mikro namun dalam hal ini kami diberi kesempatan oleh pemerintah untuk membantu program mereka di bidang pembangunan pendidikan terutama di desa terpencil, kendala-kendala program pembangunan gedung sekolah yang dirasakan pemerintah selama ini terutama sulitnya mencari lokasi tanah pertapakan yang harus dihibahkan oleh masyarakat kepada pemerintah minimal 1,5 hektar dan Alhamdulillah di Pulau Kampai ini ada masyarakat yang bersedia menghibahkan tanahnya lebih dari 2 hektar untuk pembangunan gedung tersebut dan akan kami sampaikan dan kami koordinasikan kepada Kementerian Pendidikan dan dinas-dinas terkait di Proivinsi”, ujar Ketum APKINDO, selain itu kedatangan kami disini juga ingin melihat situasi dan kondisi potensi apa saja yang dapat kita kembangkan untuk peningkatan ekonomi masyarakat di desa pesisir Pulau Kampai ini, Ujar Ketum APKINDO. Di sisi lain perlu diketahui Desa Pulau Kampai merupakan salah satu pulau yang secara administrasi terletak di Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara, secara geografis pulau ini terletak di bagian utara Selat Malaka, berdasarkan sumber historis dan data arkeologi Edwards Mekinnon dan Lukman Sinar dalam penelitiannya pada tahun 1981 serta didukung oleh catatan cina pada abad ke-11 sampai dengan abad ke-15 masehi bahwa pulau kampai pernah menjadi Bandar Internasional atau salah satu pelabuhan penting dalam jalur pelayaran di kawasan Selat Malaka yang memiliki peran strategis dalam kancah perdagangan internasional, namun setelah pemerintahan kolonial Belanda membangun pelabuhan ekspor minyak bumi di Pangkalan Susu yang mulai dioperasikannya pada tahun 1889 untuk mengeskpor minyak hasil pengeboran dari kawasan Teluk Aru yang meliputi Pangkalan Brandan, Pangkalan Susu dan Tamiang. Mulai saat itu peran yang disandang oleh Pulau Kampai sebagai Bandar Internasional bergeser ke Bandar Pelabuhan Ekspor minyak bumi di Pangkalan Susu. Sejak itu fokus perhatian masyarakat di kawasan Teluk Aru teralihkan oleh perkembangan industri perminyakan di Pangkalan Brandan dan sekitarnya yang berdampak luas secara sosial, ekonomi bagi masyarakat setempat, berkembangnya kehidupan perekonomian di Pangkalan Susu secara langsung berdampak pada kehidupan sosial, ekonomi di Pulau Kampai. Menurut keterangan tokoh masyarakat maupun Tetua-Tetua para masyarakat di Pulau Kampai, sebelum adanya pertambangan minyak bumi di Pangkalan Brandan yang pelabuhannya di Pangkalan Susu aktivitas perekonomian di pulau ini dapat dikatakan sangat ramai, toko-toko yang menjual berbagai kebutuhan masyarakat sekitar Teluk Aru berdiri di sepanjang kawasan wilayah pulau, termasuk diantaranya toko emas, toko kain dan kilang minuman keras milik Tjong Afie pengusaha Tionghoa ternama di Sumatera Utara pada abad ke-19 sampai dengan abad ke-20 masehi. Selain Pengusaha Tionghoa kemakmuran Pulau Kampai di masa lalu juga mengundang berdatangannya para pengusaha melayu dari Pulau Pinang namun akhirnya setelah itu satu demi satu pengusaha itu meninggalkan pulau kampai untuk pindah berhijrah ke Pangkalan Susu yang secara ekonomi lebih menjanjikan kemakmuran dan terakhir satu usahawan Tionghoa yang tinggal di Pulau ini yang memiliki kilang terasi dan dia meninggal pada tahun 2012 namun usahanya itu juga tidak diteruskan oleh istri maupun keturunannya lagi. (s.hs) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *