Kapolda Jateng Jamin Keamanan Beribadah Natal Umat Nasrani dan Tahun Baru

Desember 26, 2021

 SEMARANG – jurnalpolisi.id Polisi mendapati sejumlah kasus kejahatan yang dilakukan pada saat umat Kristiani merayakan Natal di Jawa Tengah. Petugas dengan sigap mengamankan pelaku agar kekhusyukan ibadah warga tak terganggu. Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Iqbal Alqudusy mengatakan, polisi menjamin keamanan warga beribadah Natal. Petugas gabungan juga dikerahkan untuk pengamanan gereja dan sejumlah titik objek vital. Aparat Polda Jateng menerjunkan 15.900 personel yang ditempatkan pada 279 pos pengamanan. Mereka bersiaga di pos masing-masing selama masa Operasi Lilin Candi 2021 sejak 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022. “Bertetapan dengan perayaan Natal 25 Desember kemarin, terjadi 10 tindak kejahatan di seluruh Jawa Tengah. Kita telah mengambil langkah-langkah strategis agar ibadah umat Kristiani tak terganggu,” kata Iqbal, Minggu (226/12/2021). Dia menambahkan, angka kriminalitas menjelang perayaan Natal relatif meningkat. Tertinggi terjadi pada 20 dan 22 Desember, yakni masing-masing terjadi 14 kasus kejahatan. Sementara pada 18 Desember terjadi lima kasus kejahatan, 19 Desember 5 kasus, 21 Desember tujuh kasus, dan 23 Desember delapan kasus kejahatan. “Polisi akan bertindak tegas terhadap semua pelaku kejahatan. Apalagi sampai mengganggu ketertiban masyarakat,” tandas dia. Sebelumnya diberitakan, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi, mewaspadai meningkatnya aksi kriminalitas pada masa Nataru. Kenaikan harga sejumlah bahan pangan serta mobilitas masyarakat yang mulai berjalan normal berpotensi mengundang pelaku kejahatan untuk beraksi kembali. “Dulu penjahat takut karena masyarakat tinggal di rumah saja karena penerapan PPKM yang ketat. Saat ini 80 persen kegiatan masyarakat sudah berjalan normal. Ini harus diwaspadai karena pelaku kriminal pastinya sudah melihat peluang untuk beraksi lagi,” kata Luthfi. Untuk itu, dia memerintahkan jajaran Reskrim untuk lebih aktif menghidupkan Kring Serse di wilayahnya. Penggunaan senjata dilaksanakan secara tegas namun terukur sesuai aturan. “Anggota harus all out, jeli mengamati potensi kriminalitas di wilayahnya. Patroli dan amankan kegiatan ibadah dan aset masyarakat sehingga mereka tetap merasa aman selama Nataru,” imbuhnya.(Pewarta Arif A) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *