Kapolres Klaten Berikan Bantuan Untuk Bocah Yang Kehilangan Penglihatan
Klaten, jurnalpolisi.id
Kapolres Klaten AKBP Eko Prasetyo SH. SIK. MH memberikan bantuan kepada Rangga Dimas Iskandar (6), seorang bocah yang kehilangan penglihatan secara tiba-tiba, Kamis (14/10/2021).
Di kediaman orang tua Rangga Dk. Sidowayah, Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten ini, Kapolres menyerahkan bantuan berupa sembako dan uang santunan.
“Kita memberikan sedikit bantuan kepada Rangga yang saat ini sedang sakit, kehilangan penglihatannya.” ujar Kapolres Klaten.
Kapolres menjelaskan, dirinya mengetahui ada salah satu anak di Klaten kehilangan penglihatan dari pemberitaan di media. Trenyuh atas kondisi sang bocah, Kapolres kemudian tergerak untuk memberikan bantuan.
“Kita tahunya dari media. Kemudian kita siapkan bantuan. Kita serahkan langsung karena sekalian ingin melihat kondisi Rangga. Tentunya kita ikut prihatin.” ungkapnya.
Kapolres berharap kondisi bocah yang duduk di bangku kelas 1 SD itu segera pulih dan bisa beraktifitas seperti sebelumnya. Ia juga menitipkan pesan kepada orangtua Rangga agar bersabar merawat anaknya tersebut.
“Mohon Ibu bersabar dalam mengasuh Rangga. Saat ini Rangga butuh perhatian lebih atau mungkin rewel, karena sebelumnya bisa beraktifitas sendiri sekarang harus dibantu. Semoga sakitnya bisa segera bisa ditangani dan sembuh.” tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang bocah berusia 6 tahun di Kabupaten Klaten yang bernama Rangga Dimas Iskandar tiba-tiba kehilangan penglihatan sejak Februari 2021 lalu. Rangga kehilangan penglihatan setelah mengalami demam dan kejang.
Umiyatun Ibu Rangga menuturkan bahwa saat kejang anaknya sempat dibawa ke salah satu RS di Klaten. Kala itu anaknya sempat dirawat selama 10 hari dan kondisinya sempat membaik. Setelah di rumah, muncul bintik pada seluruh tubuh mirip cacar air. Sejak saat itulah penglihatan Rangga mulai terganggu dan akhirnya tidak bisa melihat.
Pilu Umiyatun tak hanya sampai di situ, sejak anaknya mengalami gangguan penglihatan, ia terpaksa harus meninggalkan pekerjaannya sebagai buruh serabutan karena harus mendampingi anaknya dalam beraktifitas sehari-hari. Umiyatun sekarang hanya mengandalkan hasil dari ibunya yang bekerja sebagai buruh tani.
(Tumirin)