Rakyat Aceh Ingin Sejahtera, Eks GAM: Elit Jangan Jualan Bendera Melulu
Banda Aceh – jurnalpolisi.id Eks GAM asal Bireuen, Hasbawi alias Awi Juli, mengungkapkan bahwa rakyat Aceh telah lama menginginkan untuk hidup sejahtera, makmur sentosa. Namun semua itu seperti sukar terwujud dikarenakan para elit Aceh tidak paham kondisi rakyat. “Seharusnya yang dijual itu konsep membangun Aceh menuju arah lebih baik, terciptanya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, bukan elit politik,” demikian pesan Awi Juli melalui media ini, Sabtu, 14 Agustus 2021. Kepada para politisi, baik dari partai nasional dan lokal, Awi Juli meminta untuk lebih fokus mengangkat isu ekonomi bukan isu politik seperti isu bendera. “Sudah 16 tahun MoU Helsinky ditandatangani, kok masih saja isu politik dan bendera yang dimainkan, kasihan rakyat terus dalam kemiskinan,” sesal Awi Juli. Untuk itu, dia dengan tegas meminta para elit, terutama yang duduk di kursi eksekutif dan legislatif, agar segera taubat. “Janganlah terus-terusan menipu rakyat demi mempertahankan kursi jabatan. Hari ini Aceh termasuk provinsi termiskin di Indonesia, padahal sumber daya alam berlimpah, anggaran pembangunan sangat besar, cuma sayang, yang nikmati bukan rakyat banyak. Rakyat hanya menikmati isu politik, bukan alokasi anggaran pembangunan,” sebut Awi. Selain tidak mampu mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, isu politik yang dimainkan para elit hanya menambah luka rakyat Aceh. “Karena isu yang ditiupkan oleh para elit politik terutama soal bendera hanya menambah derita masyarakat. Terutama masyarakat korban konflik, yang hari ini masih trauma dengan kejadian belasan tahun lalu,” ungkap pendukung setia Irwandi Yusuf ini. Seharusnya, pada hari memperingati 16 tahun damai terwujud di Aceh, kondisi rakyat, terutama anak yatim korban konflik, jauh lebih baik dibanding masa konflik dulu. Bukan malah lebih buruk akibat menunggu janji janji palsu para elit penguasa. “Makanya mulai sekarang, segera tawarkan konsep pembangunan yang mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat, bukan bagi-bagi proyek untuk para penjual nasib rakyat,” ujar pria yang aktif di LSM ini. Menurut Awi Juli, masyarakat sangat berharap perbaikan kesejahteraan bukan terus menurus ditipu dengan isu bendera. “Kasihan rakyat, sudah sangat lama hidup dalam penderitaan, sejak perang Belanda hingga sekarang, belum sempat menikmati kehidupan normal layaknya bangsa lain di muka bumi,” kata Awi menambahkan. Untuk itu, dia mendesak pemerintah Aceh, anggota dewan dan elit politik untuk memikirkan bagaimana caranya rakyat Aceh keluar dari kemiskinan menuju ke gerbang kemakmuran. “Tawarkan konsep pembangunan yang logis dan mudah diterapkan, jangan program ‘cet langet’ tanpa bukti,” sindir dia. Terakhir, dia meminta kepada politisi peniup isu bendera segera bertaubat, karena rakyat sudah cerdas dan tahu kapasitas oknum-oknum yang mencari keuntungan pribadi melalui isu bendera. “Sejak diberi ruang ikut pemilu, yang mampu cuma teriak bendera, MoU Helsinky dan UUPA, sedangkan bagaimana membangun rakyat Aceh untuk hidup makmur jarang terdengar, kalau ada itupun dalam rangka menipu rakyat,” pungkas Awi Juli. (MKR/Red)