Batalyon Infanteri (Yonif) 315/Garuda siap diberangkatkan untuk menyelesaikan gerakan separatis bersenjata di perbatasan Republik Indonesia-Papua Nugini. Sebelum diberangkatkan ketempat tugas kini mendapat peninjauan dari Asisten Latihan Kasad Mayjen TNI Harianto yang didampingi Kasdam III/Slw Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo, Kamis (4/2/2021).
Hadir pada acara tersebut, Danrem 061/SK, Asintel Kasdam III/Slw, Asops Kasdam III/Slw, Danrindam III/Slw, Danbrigif 15/Kujang II, Kapaldam III/Slw, Kahubdam III/Slw, Kabekangdam III/Slw, Katopdam III/ Slw, Dandim 0606/Kota Bogor, Wakakesdam III/Slw, Waaspers Kasdam III/Slw, dan Waaslog Kasdam III/Slw.
Yonif 315/Garuda yang bermarkas di Jalan Mayjen Ishak Djuarsa Gunung Batu, Kota Bogor, Jawa Barat, satuan itu memiliki kemampuan mumpuni dalam melaksanakan tugas Operasi Militer Perang dan Operasi Militer Selain Perang. Satgas Pamtas Yonif 315/Garuda mampu melaksanakan tugas di daerah perbatasan Papua Nugini dengan baik dan diyakini akan dapat menorehkan prestasi yangterbaik.
Kendati memiliki kemampuan yang hebat Satgas Yonif 315/Garuda, pada kesempatan tersebut, Kasdam III/Slw Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo, menekankan ulang kepada Danyon 315/Grd agar terus mempelajari kemampuan semua personelnya dan bisa menilai kekuatan lawan hingga cerdas dalam membaca situasi daerah operasi.
“Pelajari kemampuan personel, dan jauhi perbedaan pendapat antara pimpinan dengan yang dipimpin. Karena perbedaan pendapat di tempat tugas akan menimbulkan tidak kondusifnya situasi, dan baca situasi di daerah operasi sehingga tugas bisa berhasil dengan baik,” pesan Kasdam.
Selain itu, Kasdam juga menyampaikan, jangan sampai ego sektoral satuan yang dikedepankan, apapun yang diterima oleh satgas diharapkan dapat memaksimalkan untuk mencapai keberhasilan dalam tugas. Oleh sebab itu, harus pelajari semua kendalanya sehingga risikonya bisa diperhitungkan.
“Disiplin dan kesetiakawanan harus dibina antar sesama prajurit, jangan sia-siakan diri kita sendiri, kompak pasti berhasil. Dan untuk senjata dan perlengkapan yang akan dibawa ke tempat tugas diharapkan bukan senjata yang telah digunakan dalam latihan, dikawatirkan apabila senjata yang biasa digunakan latihan dibawa tugas operasi akan tidak maksimal,” harap Kasdam III/Slw mengakhiri.
Asisten Latihan Kasad Mayjen TNI Harianto pada kesempatan tersebut menyampaikan, ” latihan ini bukan latihan reguler tetapi latihan untuk perang, latihan perang Gerilya perlu ditingkatkan dan taktik perang Gerilya harus dikuasai oleh semua personil “.
(Pendam III/Siliwangi./ds)