Berikut ini penjelasannya :
Pada tanggal 14 Januari 2021 Kepala Sekolah menelpon saya namun tidak bisa di hubungi karena HP miliknya lagi bermasalah…., Hari yang sama juga Kepala Sekolah mengutus salah seorang Pegawai Tata Usaha ( FN) mendatangi rumah saya untuk menanyakan Modul Pembelajaran, Lantas saya menjawab Saya tidak buat, dimana Modul pembelajaran ini adalah pekerjaan Tim rumpun mata pelajaran seni budaya yang berjumlah 4 orang Guru.
Lanjut (AL) menjelaskan bahwa Kepala Sekolah memberitahukan melalui Whatshap Group agar semua Rumpun Guru mata pelajaran seni budaya dari kelas VII hingga kelas IX untuk menghadap ke ruangan Kepala Sekolah pada Tanggal 15 Januari 2021 pukul 07.30 Wita.
Pada jadwal yang di tentukan itu, Kami Guru berjumlah 7 Orang menghadap ke ruangan Kepala Sekolah, Lantas apa yang terjadi ketika itu??
Kepala Sekolah dengan retorika emosionalnya mengatakan ” Kamu Guru Goblok!!Kamu Guru Bodoh!! PNS saja saya tidak anggap apalagi kamu hanya KSO ini!! Saya taro di telapak kaki ujar kasek.
Puncak emosi yang kian berlarut Kepala Sekolah ini pun melanjutkan aksi kemarahannya dengan mengatakan : Seorang Anas! Saya telepon kau tidak angkat,, kau telantarkan 200 an siswa dan itu merupakan Hal yang paling Fatal!!
Lantas apa Respon Anas Ketika itu?? Anas menjawab : ” Bapak ‘ Hp saya Rusak tidak bisa menerima telepon panggilan masuk! ”
Saya tidak mau tahu itu! Hp kau rusak bukan urusan saya!!Bantah Melkior langsung.
Di ketahui bahwa ” Sambil keluar ruangan Anas meneteskan air mata,, terasa sakit dan rasa malu dari hati perasaan seorang wanita.
Lanjut penjelasan ( A) Dihadapan pimpinan rapat mempertanyakan ‘ Inikan pekerjaan Tim Rumpun seni Budaya?? Kenapa saya yang di soroti dan diobok obok?? Jujur bahwa saya hanya bantu mengajar seni Budaya di sebabkan di SMPN 1 Nubatukan mengalami kekurangan Guru Seni Budaya ,, sementara basic saya Guru Bahasa Inggeris dimana saya juga rangkap mengajar pada dua mata pelajaran Ungkapnya!!
Suasana dialog ini terpantau aman, sepertinya Pimpinan rapat mampu mengendalikan Forum dengan bermacam strategi ,,
Akhirnya pimpinan rapat mengalihkan kesempatan kepada Kepala Sekolah selaku Oknum yang di tuduhkan dalam dalam surat Telaahan tersebut.
Berikut ini penjelasan Kepala Sekolah, Melkior Muda Making… “
Atas nama pribadi dan Lembaga meminta maaf yang sebesar besarnya kepada jajaran Guru dan Pegawai ,dan saya mengakui kesalahan atas segala bentuk tuduhan yang tertuang dalam surat Telaahan Para Guru SMP Negeri 1 Nubatukan yang di tujukan kepada Bapak Bupati Lembata tanggal 19 Januari 2021.
Sebagai Pimpinan saya berbesar hati mengakui Kesalahan dengan munculnya tindakan tutur kata, tingkah laku yang menyakiti para Guru dan Pegawai sejak tahun 2018 sampai saat ini saya ucapkan meminta maaf…,
Atas segala bentuk tuduhan sebagaimana tertuang dalam surat Telaahan Para Guru SMPN 1 Nubatukan kepada Bapak Bupat Lembata,, tentunya Saya juga menggunakan jalur yang sama, cara yang serupa, untuk mengklarifikasi dan memberikan hak jawab saya kepada Bapak Bupati Lembata.
Dalam Kesempatan ini juga saya meminta maaf kepada awak Media dengan tidak meladeni bukan karena sengaja, namun karena saya paham betul struktur ,,
Ungkap Melkior dengan penuh bijak…!
Informasi yang di himpun wartawan Media ini bahwa terjadinya Keterangan yang berbeda atas Klarifikasi dari Kepala Sekolah, Melkior Muda Making,S,Pd yang di tujukan ke Bapak Bupati Lembata tanggal 21 Januari 2021 dan Keterangan Permintaan Maaf pada rapat bersama Pada tanggal 27 Januari 2021…Benar kah ini?
Ungkapan Verbatim Jurnal Polisi News
” Meletakan Kesalahan Pada Orang lain memang mudah, Tetapi amat sukar untuk kita mengaku atau mengira kesalahan sendiri., kita senantiasa salah., Jika kita terlalu kerap menyalahkan, kita mesti bersedia untuk di salahkan., Karena jika kita selalu mencari kesalahan orang lain,
Tentu orang lain juga akan senantiasa mencari kesalahan kita,
Oleh karena itu Pemimpin untuk mencapai suksesnya melalui pelayanan kepada orang lain,bukan dengan mengorbankan orang lain “
Selanjutnya , detik detik berakhirnya rapat bersama, Kepala Dinas PKO Kabupaten Lembata , Silvester Samun, SH menyampaikan bahwa masalah paling besar adalah dampak dari semua aktivitas yang di lakukan pada Sekolah SMP Negeri 1 Nubatukan akan mempengaruhi dunia pendidikan di kabupaten Lembata.
Saya juga cukup berusaha dalam satu Tahun ini agar terhindar dari tindakan kekerasan di lembaga Sekolah,, dimana Lembaga Sekolah itu menjadi tempat menjalin persaudaraan, Dan juga tempat Berkreasi.
Silvester berharap kepada para Guru dan Pegawai kembali dan melaksanakan tugas sebagai Guru sebagaimana biasanya..
Dinas PKO akan segera menampung persoalan ini dan tentunya kita menghargai apapun keputusan dari pejabat yang berwenang demi kepentingan Institusi agar kita semua menjadi Nyaman.. UngkapNya!!
(Ahmad mas jpn)