Tumpukan Jeregen dan drum disebuah gudang tempat penimbunan BBM jenis biosolar dan mobil tangki berkafasitas 12 ton sedang beroperasi mengisi Jeregan dan drum dengan menggunakan Selang bermesin di Jln Tanah lapang Lingkungan Suka Jadi Kelurahan Sungai Berombang Kecamatan Panai hilir, 15/02/21 jam 15.00 Wib
Hal ini terjadi Ketika LSM Gertak Kecamatan Panai Hilir dan beberapa wartawan mendatangi Mobil tangki BBM biosolar diduga bersubsidi yang berisi diperkirakan 12 ton Di Jl Tanah lapang Lingkungan Suka Jadi Kelurahan Sungai Berombang Kecamatan Panai Hilir.
Modusnya, biosolar ini diangkut mobil tangki berkafasitas 12 ton lalu ditampung di gudang, sebelum dijual ke pihak lain,digudang sudah ditimbun dengan menggunakan jeregen juga drum yang kemudian di lansir kepada pembeli, dan hampir tidak pernah ada penggerebekan atas dugaan penyelewengan BBM bersubsidi ini,
Selain itu, masyarakat juga berharap untuk dapat ditertibkannya dugaan penimbunan dan penyelewengan BBM bersubsidi yang marak di Kec. Panai Hilir, sebab masih banyak gudang-gudang penimbunan BBM jenis biosolar lain di Kecamatan Panai Hilir Kabupaten Labuhan batu Provinsi Sumatra Utara,
Selama ini pemilik perahu bermesin dan kapal besar Nelayan di Kecamatan Panai hilir sangat butuh dengan BBM berjenis Biosolar, maka para mafia BBM sangat merasa empuk dan aman untuk melakukan penyelewengan akan BBM Biosolar bersubsidi untuk mendapatkan keuntungan yang besar.
” Harga BBM nya murah kak..tapi kadang warnanya hitam yang datang kak sehingga mesin kapal kami untuk melaut selalu rusak “, kata SL seorang Nelayan mengeluhkan
Iwan Pemilik gudang diduga penimbun BBM bersubsidi di Jln Tanah lapang Lingkungan Suka Jadi Kelurahan Sungai Berombang Kecamatan Panai hilir Kabupaten Labuhan batu tidak dapat di temui di tempat.
Awak media hanya menemui Inal, Rian , Tole dan Supir tanki yang bekerja mengisi jeregen dan drum BBM Biosolar dari Tangki yang berkafasitas 12 ton dan ini hampir selalu masuk secara rutin perminggunya.
” Bang Iwan gak tau kemana kak, Dia memang selalu begitu selalu gak betah di gudang ini” , kata anggotanya yang bekerja di gudang itu.
Praktik penyelewengan solar bersubsidi ini membuat banyak pihak berani melakoninya lantaran ada market yang jelas. Di Kecamatan Panai hilir ada banyak Kapal Nelayan yang membutuhkan BBM solar dan sejenisnya.
Jika menggunakan BBM nonsubsudi, biaya lebih besar, sehingga solar subsidi yang dilangsir pelaku usaha ilegal itu menjadi pilihan utama, meski para pelaku menjual sedikit lebih tinggi dari harga di SPBU, namun masih di bawah harga nonsubsidi. Apalagi bisa didapat dalam jumlah banyak, karena pelangsir solar subsidi umumnya menimbun dulu, setelah banyak baru dijual.
“Tapi kami masih terus mendalaminya darimana asal BBM Biosolar yang disinyalir bersubsidi, dan orang-orang gudang penimbun BBM ini membawa nama institusi sebagai bekap usaha yang diduga merugikan negara untuk keuntungan sekelompok orang, ” kata Awaluddin salah seorang Pengurus LSM Gertak di Kecamatan Panai Hilir.
Praktik penyelewengan BBM bersubsidi ini bukan sebatas indikasi saja. Praktik ini nyata terjadi hingga saat ini menjadi tanda tanya besar aparat penegak hukum terkait seperti tutup mata.
“Kita mendukung bila ada niatan dari intansi yang terkait untuk mengungkap hal ini, peran Disperindag dan Kepolisian sangat diharapkan, Menurut pendapat saya sejauh ini pengawasan Pertamina hanya di SPBU, berbeda jika sudah ke masalah konsumen Pertamina tidak
sampai keranah itu,” kata RF mengomentari nimrung di Gudang Iwan di Jln Suka jadi Kelurahan Sungai Berombang Kecamatan Panai Hilir.
(Wartawaty Jpn Eka Hombing.)